Mordang Salah Satu Korban Banjir Bandang Yang Selamat Berkata, Kapok dan Trauma
MetroRakyat.com | DELI SERDANG – Minggu siang (15/5/2016), orang-orang ramai berkumpul dan bersenang-senang di sekitaran Air Terjun Telaga Dua Warna, Kecamatan Sibolangit. Gerimis dan awan mendung tak menjadi masalah. Sekelompok di antara orang-orang itu sedang mandi di sungai. Sekelompok lainnya duduk-duduk sambil bercerita dan menatap lukisan alam. Sekelompok lainnya lagi berfoto-foto. Lalu, perlahan, rintik gerimis membesar. Hujan menderas. Tak lama, air bah dari arah atas (Karo) datang. Puluhan orang-orang di lokasi, seketika tersapu, hanyut dibawa air.
Gambaran itu dikisahkan oleh Mordang Sualon Harahap (18), satu korban selamat banjir bandang yang terjadi kemarin, di kawasan Air Terjun Dua Warna Sibolangit. “Kami datang Sabtu malam. Sampai sini sekitar jam 11. Begitu sampai kami bikin kemah. Lalu kami tidur. Besoknya, Minggu pagi-pagi sekali kami baru bergerak ke air terjun. Awalnya cuma gerimis. Pas sekitar jam 2 (siang), air besar tiba-tiba datang,” ujar Mordang kepada www.tribun-medan.com, Senin (16/5/2016). Mordang adalah siswa SMA Pesantren Darul Muslim. Ia datang bersama seorang temannya bernama Riski Zahra Ayu (17) dan 14 mahasiswa STIKES Flora.
Mordang bilang, sebelum banjir bandang datang, ia dan teman-temannya sempat berfoto-foto. “Abis foto-foto, karena gerimis, kami makan dulu. Maksudnya siap makan baru kami mau mandi-mandi,” ujarnya. Banjir bandang, menurut kesaksian Mordang, berlangsung selama berjam-jam. Para pengunjung panik dan berhamburan dan masing-masing berusaha menggapai titik yang lebih tinggi.
Sedangkan Mordang sendiri, yang terjebak di atas aliran banjir, terpaksa bertahan (bergantung) di tebing. “Saya trauma. Saya kapok,” ucapnya. (Trib/Aga).