Jenazah Faozi bin Tolib ABK yang Meninggal di Perairan Uruguay Tidak Jadi Dilarung ke Laut
MetroRakyat.com I JAKARTA – Jenazah Faozi bin Tolib, ABK Kapal berbendera Cina, Guo Ji 902 yang tewas di perairan Uruguaysedang diupayakan dipulangkan dan tidak jadi dilarung ke laut. Sebelumnya pihak perusahaan pemilik kapal yakni Dalian International Cooperation Pelagic Fisheries Co Ltd akan melarung jenazah Faozi ke laut.
Menurut Tedy Prasetyo, staf perekrutan ABK PT Fachrur Bunga Tanjung yang merupakan perusahaan perwakilan/penyalur Dalian International, perusahaan tidak jadi melarung jenazah Faozi lantaran adanya permintaan dari keluarga serta adanya bantuan dari pihak Kementerian Luar Negeri. “Kita sedang upayakan pemulangan jenazah, kita sudah berkali-kali koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri,” katanya kepada awak media, Senin (23/5/2016).
Menurut Tedy, Kapal Guo Ji 902 merupakan kapal jenis trawl. Kapal tersebut merupakan kapal penangkap Ikan (cumi) yang sedang beroperasi di perairan Uruguay.
Pemilik perusahaan kapal awalnya memutuskan melarung jenazah ABK Indonesia tersebut ke laut lantaran sulitnya proses pemulangan.
“Tadinya memang owner (pemilik perusahaan) bilang seperti itu, cuma kita bilang keluarga meminta jenazah dipulangkan, dan kita minta bantuan ke pemerintah. Alhamdulillah sudah owner memberikan respon positif. Oleh owner di hold, jadi engga dibuang ke laut,” katanya.
Pertimbangan melarung jenazah ke laut lantaran sulitnya proses pemulangan. Saat ini menurut Tedy posisi kapal Guo Ji masih di tengah laut dan memerlukan waktu berhari-hari menuju pelabuhan terdekat. J
enazah akan membusuk saat dalam perjalanan menuju pelabuhan terdekat yaitu Montevidio, Uruguay.
Tedy mengatakan dipetieskan jenazah tidak akan berdampak signifikan, jenazah akan tetap rusak saat dibawa ke pelabuhan.
“Meski di-es-kan akan tetap busuk, itulah mengapa owner mempertimbangkan melarung jenazah, belum lagi proses birokrasi di pelabuhan dan diangkut ke pesawat,” paparnya.
Selain itu adanya jenazah di kapal dalam waktu yang lama akan membuat ABK lainnya paranoid. Selain Faozi terdapat 11 ABK asal Indonesia di kapal tersebut.
“Apabila membusuk di kapal, membuat ABK yang lainnya paranoid, alhamdulillah sekarang ada bantuan dari pemerintah,” katanya.
Tedy mengatakan Faozi meninggal karena serangan jantung. Hal tersebut tidak diduga lantaran dalam pemeriksaan kesehatan, Faozi dinyatakan siap untuk berlayar.
“Dalam pemeriksaan kesehatan baik-baik saja. Namun terkena serangan jantung dalam pelayaran, namanya serangan jantung kita tidak dapat prediksi,” paparnya.
Sebelumnya keluarga Faozi di Desa Kendalserut RT 2 RW 2 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah meminta bantuan kepada pemerintah untuk memulangkan jenazah.
Keluarga menginginkan jenazah tidak dilarung ke laut melainkan dikuburkan di kampung halamannya.
Sementara itu Menteri luar Negeri Retno Marsudi menyatakan jajarannya di direktorat perlindungan WNI sedang mengupayakan pemulangan jenazah Faozi.
Kemenlu menurutnya memiliki prosedur tetap yang kini sedang dijalankan untuk pemulangan Faozi.
Sebelumnya Faozi dinyatakan meninggal pada 15 Mei 2016 karena serangan jantung saat sedang bekerja di kapal penagkap ikan berbendera Cina, Guo Ji 902.
Pihak perusahaan di Cina berkali-kali menyurati perusahaan penyalur ABK untuk melarungkan jenazah Faozi. (Aga/Trib).