Ketua MKKS SMP se-Kota Pematangsiantar Diduga Kurang Beretika, Sahala Manurung: Itu Mencoreng Citra Pendidik

Ketua MKKS SMP se-Kota Pematangsiantar Diduga Kurang Beretika, Sahala Manurung: Itu Mencoreng Citra Pendidik
Keterangan Foto:Sahala Manurung, SH Ketua DPP LSM LEPASKAN (Lembaga Pengawasan dan Kepelaporan Aset Negara)
Bagikan

METRORAKYAT.COM, PEMATANGSIANTAR – Guru atau kepala sekolah adalah seorang pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing dan mengarahkan anak didik ataupun bawahannya.

Baca juga: https://metrorakyat.com/2024/06/ketua-mkks-smp-se-kota-pematangsiantar-diduga-kurang-beretika-saat-dikonfirmasi-dan-diminta-kembali-proposal-permohonan-bantuan/

Sebagai seorang pendidik, segala tingkah lakunya menjadi panutan dan pantas untuk digugu dan ditiru. Baik itu di lingkungan sekolah maupun di kehidupan sehari hari seperti di rumah maupun di kehidupan sosial lainnya.

Namun sepertinya sikap seperti itu diduga tidak melekat dalam diri seorang Edianto Saragih, SPd. Seorang guru yang juga kepala sekolah di SMP Negeri 4 Pematangsiantar sekaligus Ketua Musyawarah Kepala Sekolah (MKKS) SMP se-Kota Pematangsiantar. Pasalnya, dalam beberapa waktu lalu, Rabu (5/6/2024) Edianto Saragih yang ditemui di ruangannya Jalan Kartini nomor 4 Kelurahan Proklamasi Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar menunjukkan sikap kasar dan cenderung arogan saat dikonfirmasi dan dimintai kembali proposal permohonan bantuan HUT media.

Sahala Manurung, SH Ketua DPP LSM LEPASKAN (Lembaga Pengawasan dan Kepelaporan Aset Negara) angkat bicara memberi tanggapan terkait sikap diduga kurang beretika yang ditunjukkan oleh Edianto Saragih.

Ditemui di warung kopi di salah satu sudut Kota Pematangsiantar, Sabtu (8/6/2024) sekira pukul 10.00.WIB Sahala mengatakan mengecam keras atas sikap Edianto Saragih.

Sahala mengatakan, sebagai seorang ketua MKKS SMP dan kepala sekolah harusnya Edianto bersikap profesional, jujur dan berintegritas serta bersikap ramah dalam situasi apapun saat menemui dan ditemui oleh siapapun. Selain itu juga harusnya menjadi teladan bagi semua pihak. Sebab dengan menunjukkan sikap seperti itu akan mencerminkan kecintaannya terhadap profesi. Bukan sebaliknya menunjukkan sikap kasar layaknya preman.

Tambah Sahala, Edianto juga harus memiliki dan menjunjung tinggi kode etik profesi dan harus punya sikap legowo. Bukan sebaliknya merasa super power dan merasa diri hebat dan memandang sebelah mata terhadap media atau pers. Agar dia jangan lupa. Jika dunia pendidikan maju dan berkembang berkat dukungan pemberitaan media atau pers.

“Lagian pers atau media itukan mitra kerja yang kedudukannya sejajar ataupun setara. Bukan di bawah derajatnya,” tambah Sahala Manurung.

“Kami meminta Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar lewat kepala dinas Muhammad Hamdani Lubis, SH agar segera mengevaluasi Edianto Saragih. Sebab tindakan Edianto yang secara kasar mencampakkan amplop bantuan proposal HUT media menunjukkan jika dirinya seorang yang tidak berakhlak dan tidak memiliki kompetensi sebagai seorang kepala sekolah ataupun ketua MKKS SMP se- Kota Pematangsiantar. Dan sudah selayaknya diganti. Baik sebagai ketua MKKS SMP se-Kota Pematangsiantar maupun sebagai kepala sekolah SMPN 4 Pematangsiantar. Sebab tindakannya itu telah mencoreng citra pendidik,” tutur Sahala.

“Karena pada umumnya tindakan seorang ketua mencerminkan sikap atau citra anggota suatu organisasi atau kelompok yang dipimpinnya. Jangan sampai besok publik menilai MKKS adalah wadah atau kumpulan kepala kepala sekolah pencoreng citra pendidik,”pungkasnya.

Untuk diketahui, sebelumya pada Rabu (5/6/2024) sekira pukul 10.00.WIB Edianto Saragih, SPd di ruangannya melakukan tindakan diduga kurang beretika dengan mencampakkan secara kasar amplop proposal permohonan bantuan media Metrorakyat.com. (MR/MBPS)

 

Metro Rakyat News