MetroRakyat.com I JAKARTA — Golkar memutuskan untuk mendukung pemerintahan Jokowi-JK setelah menggelar Munaslub. Tak hanya itu, Golkar bahkan sudah menyatakan akan mengusung Jokowi dalam Pilpres 2019.
Sementara itu Golkar punya sejarah yang kurang harmonis dengan PDI di masa orde baru. PDI pimpinan Megawati Soekarnoputri itu kemudian menjadi PDIP yang menjadi kendaraan politik Jokowi dalam Pilpres 2014.
Dengan mendukung Jokowi, apakah Golkar akan bekerja sama dengan PDIP?
“Kami pikir kan sekarang Presidennya Pak Jokowi, kita sama sekali tak kesampingkan dan tak kecilkan PDIP. Jokowi lahir di PDIP, jelas satu paket yang tak bisa dipisahkan,” kata politisi Golkar Nurul Arifin dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya ‘Peta Politik Pasca Munaslub’ di Foodtopia, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (21/5/2016).
Nurul, yang juga timses Setya Novanto di Munaslub, menyebut ketumnya itu sukses mengharmoniskan hubungan eksekutif dan legislatif ketika menjabat. Menurut Nurul, hubungan Novanto dengan Jokowi sangat baik.
“Kalau saya katakan tadi kami bermitra. Kita bermitralah sekarang. Jangan cemburu lah dengan keadaan Golkar sekarang ini, PDIP,” kata Nurul.
Lebih lanjut dia menyebut Nawacita yang digembar-gemborkan Presiden Jokowi sangat cocok dengan visi dan misi Golkar. “Kami memiliki visi negara kesejahteraan pada tahun 2045,” kata dia.(dtc/aga).
