Dua Kontraktor Jepang Akan Investasi US$ 4 Miliar Di Indonesia

MetroRakyat.com I JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan rencana investasi dua perusahaan konstruksi asal Jepang di Indonesia, dengan estimasi modal yang akan ditanam sebesar Rp4 triliun. Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan, perusahaan konstruksi Jepang yang pertama merencanakan penanaman modal sebesar Rp3,5 triliun. Sementara yang satu lagi tertarik untuk investasi di bidang usaha depo bangunan dengan rencana investasi senilai Rp500 juta.
“Perusahaan rencananya akan mengikuti dua proyek infrastruktur yang ada di Indonesia senilai Rp2,5 triliun. Selain itu, perusahaan juga merencanakan untuk membangun apartemen di wilayah Jabodetabek dengan nilai investasi mencapai Rp1 triliun,” katanya melalui keterangan pers, Jumat (20/5).
Menurut Franky, investor Jepang yang tertarik untuk membangun depo bangunan merupakan perusahaan penyedia peralatan bangunan untuk distributor kontruksi (home improvement). Untuk usahanya tersebut, perusahaan membutuhkan lahan seluas 2.000 meter persegi sesuai dengan ketentuan Daftar Negatif Investasi (DNI).
“Mereka serius untuk investasi di Indonesia, terutama setelah mengetahui adanya sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) online,” ujarnya.
Franky menilai kedua perusahaan Jepang tersebut terbilang serius untuk berinvestasi karena telah siap untuk bermitra dengan pengusaha lokal (joint venture).
Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo, Saribua Siahaan menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi dan mengawal proyek-proyek prioritas pemerintah. Harapannya, investor Jepang dapat merealisasikan minat investasinya dengan cepat dan sesuai dengan target perusahaan.
“Minat investor di Jepang untuk berinvestasi di Indonesia cukup besar. Oleh karena itu, kami siap untuk memfasilitasi kebutuhan para investor dan mengawal proses realisasi investasi mereka, terutama untuk proyek-proyek prioritas pemerintah,” katanya.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Jepang di Indonesia pada 2015 tumbuh 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan nilai investasi sebesr US$2,87 miliar. Investasi Jepang itu tersebar di 2.030 proyek dan menyerap 115.400 tenaga kerja. Mayoritas modal ditanam di sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.
Pada triwulan pertama tahun 2016 ini, investasi Jepang di Indonesia mencapai US$1,58 miliar, yang terdiri dari 427 proyek dan menyerap 28.377 tenaga kerja.
Posisi Jepang berada di peringkat kedua dari daftar negara sumber investasi di Indonesia, di bawah Singapura dan di atas Hong Kong, China dan Belanda. (ags/gen/cnn/aga).