Di Medan, Kunci Jawaban UN SMP “Dihargai 100 Ribu”
MetroRakyat.com | MEDAN – Penemuan kunci jawaban bidang studi Bahasa Inggris pada pelaksanaan Ujian Nasional(UN) Tahun 2016 yang berlangsung secara serentak di Indonesia untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada hari ketiga telah mengindikasikan adanya kecurangan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan menambah citra buruk dunia pendidikan di Kota Medan.
Didapatnya kunci jawaban bidang studi bahasa Inggris yang beredar pada siswa yang diujikan pada pelaksanaan UN, Rabu,(11/5/2016) oleh anggota DPRD Kota Medan Komisi B, sangat disayangkan, karena ternyata pelaksanaan UN yang selama ini dikatakan jujur dan bersih hanyalah pencitraan semata.
Sementara, saat ini hasil UN bukanlah sebagai penentu kelulusan bagi siswa, melainkan hanya sebagai tolak ukur kemampuan siswa tersebut selama dididik di sekolah.
Ketua DPRD Kota Medan, Henri Jhon Hutagalung, SE,SH didampingi Drs.Wong Chun Sen Tarigan diruangan Ketua DPRD Medan, Rabu(11/5) mengatakan sangat menyayangkan ada ditemukan kunci jawaban bidang studi pelajaran Bahasa Inggris untuk tingkat SMP oleh Komisi B.
” Kita sangat sayangkan sekali, kunci jawaban Bahasa Inggris tersebut bisa ada beredar kepada Siswa. Sementara naskah soal ujian dijaga ketat dan disegel. Perlu dipertanyakan dari mana mereka(siswa-red) bisa mendapatkan kunci jawaban tersebut. Kita beranggapan pastilah ini kerjaan orang dilingkungan Dinas Pendidikan itu sendiri. Ini memunculkan ketidak percayaan murid pada diri mereka sendiri. Percuma mereka belajar sungguh-sungguh selama ini, ditambah lagi less serta bimbingan beajar, jika pada saat ujian tetap ditawarkan kunci jawaban oleh oknum-oknum tertentu.” Terang Henri Jhon.
Dilanjutkan lagi, Walikota Medan diminta tanggap atas temuan kunci jawaban Bidang Studi Bahasa Ingris tersebut. ” Ini sudah memalukan dunia pendidikan di Kota Medan. Secepatnya Walikota Medan, memanggil Kadis Pendidikan Kota Medan, Marasutan Siregar karena dinilai gagal dan tidak sanggup untuk memimpin dunia pendidikan di Kota Medan. Rekomendasi DPRD Medan kepada Walikota sebenarnya sudah tepat untuk melakukan pencopotan terhadap Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Marasutan Siregar. Kita mengganggap Marasutan gagal memimpin dan meningkatkan mutu pendidikan di Kota Medan ini. Jangan sampai pendidikan di Kota Medan semakin tercemar oleh permainan kotor oknum-oknum yang merugikan mental anak didik yang merupakan generasi penerus bangsa ini.” Jelas Politisi dari PDIP ini.
Sementara itu, Wong Chun Sen Tarigan menanggapi temuan kunci jawaban bidang Studi Bahasa Inggris tersebut, mengaku kecewa terhadap kinerja Marasutan Siregar selaku Kadis Pendidikan Kota Medan. Apa lagi ada informasi dari sumber yang layak dipercaya bahwa kunci jawaban tersebut ternyata telah diperjual belikan oknum tertentu sebesar Rp.100 ribu kepada siswa yang menginginkan kunci jawaban tersebut.
” Ditemukannya lembar kunci jawaban bidang study bahasa Inggris ini memunculkan dugaan bahwa murid SMP yang mengikuti UN telah mendapatkan kunci jawaban sebelum ujian. Ada 5 kolom kunci jawaban pada bidang studi bahasa inggris. Masing-masing kolom diberi kode judul yang diujikan. Setiap kolom sudah dituliskan kunci jawaban masing-masing. Contoh untuk jawaban A, soal nomor, 2,7,10,11,17, 23,24,31,34,40,41,44,46,48,50. Jawaban B: 1,12,14,16,19,21,26, 32,45,49. Jawaban C:8,15,27,33,39,42,47. Dan jawaban D:3,4,5,6,9,13,18,20,22,25,28,30,35,36,37,38. Ini untuk soal di kolom pertama. Empat kolom lainnya, juga sudah tertera kunci jawaban. Sesuai yang kami ketahui bahwa soal ujian bahasa Inggris terdiri dari 5 versi soal, sehingga masing-masing siswa memiliki soal yang berlainan. Makanya ada lima kolom kunci jawaban yang diberikan kepada murid. Nah..murid tersebut akan melihat kolom jawaban yang ada pada lembar soalnya masing-masing.” Beber Wong Chun Sen.
Untuk itu, kami meminta agar temuan ini ditindak lanjuti oleh Ombusdman dan pihak kepolisian, terutama informasi kunci jawaban juga diperjual belikan kepada murid, kita hitung saja berapa jumlah murid yang ikut ujian pada satu sekolah, kita hitung saja berapa jumlah sekolah SMP Negeri dan Swasta yang saat ini mengikuti UN.” Pungkasnya.(red)