Proyek Jalan Nasional di Deli Serdang Senilai 25M Tidak Selesai
METRORAKYAT.COM, SIBOLANGIT – Proyek Preservasi Jalan Penen – Martelu Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Pantauan sejak Jumat – Senin (20/1/2023), proyek berbiaya Rp25 miliar lebih tersebut, masih dikerjakan.
Zulmi, kepercayaan kontraktor PT Trimurti Perkasa yang dikonfirmasi sebelumnya menginformasikan proyek yang dikerjakan mulai Agustus 2023 akan berakhir 25 Januari 2024.
Pantauan di lapangan Jumat lalu, dalam cuaca hujan pekerja melaksanakan pengadukan material guna LC. Sementara di bagian lain banjir naik ke rigit beton, tiang listrik tumbang dan kemiringan jalan diduga tidak dibenahi.
Ketika hal ini dikonfirmasi kepada penanggung jawab kegiatan bernama Rizki, ia menyebutkan akan berupaya menyelesaikan secepatnya. Ditambahkannya, ia sering ke lokasi memantau progres pengerjaan proyek.
Dalam foto plang proyek yang dikirimkan warga ke media ini tertulis, proyek itu milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dirjen Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Utara.
Satuan kerja, Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Provinsu Sumatera Utara. Tanggal kontrak 25 Juli 2023 dibiayai APBN bermasa kerja 16o hari kalender dan dikerjakan PT Trimurti Perkasa.
Buah Bibir
Proyek pembangunan jalan ini sempat menjadi buah bibir warga karena menduga pihak kontraktor asal – asalan dalam melakukan pengecoran.
“ Sesuai dengan pemantauan kami, proyek jalan ini dikerjakan asal – asalan. Kami menduga keras daya tahannya tidak seperti yang diharapkan, “ ujar warga bermarga Tarigan kepada awak media ini, Selasa (9/1/2024).
Dijelaskan, proyek jalan tersebut sudah 3 kali berganti kontraktor dan terakhir dikerjakan PT Trimurti Perkasa. Menurut warga Kecamatan Sibolangit dukungan masyarakat untuk memudahkan jalannya pembangunan cukup baik.
“ Kami mendukung kontraktor ini dengan memberikan kemudahan pengadaan air untuk campuran cor semennya. Seharian kami rela tidak mendapatkan air sebagaimana biasanya agar tidak ada kendala pengerjaannya, “ ujar warga.
Meski demikian, kondisi proyek ini menyisakan dugaan penyimpangan standarisasi desain atau gambar proyek. Dikatakan, misalnya lean concrete (LC). Pengerjaan LC adalah lantai kerja untuk pekerjaan rigid pavement.
“ Ini wajib dibuat sebelum dilakukan rigid (beton). Fungsinya sebagai lantai kerja agar air semen nantinya tidak meresap ke bagian bawahnya. Ini tidak dilakukan merata, artiny ada yang tidak dibuat LC, “ ujar sumber tadi.
Ditambahkannya, LC ini biasanya ketebalannya sekira 10 Cm. “ Kalau badan jalan tidak dilakukan LC misalnya satu kilometer, hitung sendiri anggaran yang tidak dikucurkan. Lalu kemana dibuat, “ ujarnya lagi.
Demikian juga tembok penahan tanah (TPT). Hal ini juga menurut warga tidak dilakukan sesuai kebutuhan jalan. Kawasan jalan ke arah Mardinding Kecamatan Biru Biru terpantau lebih banyak TPT ketimbang ke Sibolangit. “ Padahal disini juga TPT sangat diperlukan. Kami meragukan pihak yang mengerjakan TPT tersebut, kenapa ke Sibolangit lebih minim, “ ujarnya.
Lain lagi soal lapis pondasi (basecourse). Material batu pecah dengan gradasi standar diduga tidak merata disebar ke seluruh volume jalan yang awalnya direncanakan. Sehingga warga tidak yakin daya tahan jalan sepanjang lebih kurang 5 kilometer tersebut dalam hitungan setahun.
Penjelasan Kontraktor
Staf kepercayaan PT Trimurti Perkasa dalam proyek yang didanai Inpres tersebut, Zulmi memberikan penjelasan atas informasi yang disampaikan masyarakat.
Dikatakannya, soal LC dilakukannya dengan 2 tipe. Pertimbangannya berkaitan dengan kondisi lahan jalan terutama yang masih didapati material yang dipandang kuat.
“ Pertimbangan kami soal dana yang terbatas. Sehingga kalau di bagian jalan tertentu terlihat rigid beton dan aspal yang terdahulu masih kuat maka kita manfaatkan juga sebagai LC, “ ujarnya saat dihubungi via selular, Selasa (9/1/2024) .
Kebijakan tersebut menurutnya datang dari pejabat pembuat kebijakan. Ketika ditanya apakah rigid yang lama serta aspal dapat menyatu dengan LC yang baru, Zulmi menyatakan pasti bisa dilakukan.
Demikian juga soal tembok penahan tanah (TPT), Zulmi menyatakan pertimbangan anggaran dan prioritas membuat objek TPT selalu menjadi perhitungan. “ Ada juga yang sulit kita buat TPT karena struktur tanah yang labil, “ ujarnya.
Dikatakannya, proyek yang dikerjakannya dimulai Agustus 2023 dan akan berakhir 25 Januari 2024. “ Kami adalah kontraktor ketiga yang mengerjakan proyek ini. Perusahaan sebelumnya mungkin tidak mampu melihat medan pekerjaannya, “ ujarnya sambil mengatakan keluarganya juga ada yang berprofesi wartawan.

Patah Sebelum Diresmikan
Pembuatan tembok penahan tanah (TPT) pada penanganan rekonstruksi Jalan Penen – Martelu Kecamatan Sibolangit Deli Serdang patah sebelum diresmikan.
Pantauan awak media ini di kawasan Dusun Pagar Batu Desa Mardinding Julu, Jumat (12/1/2024) tampak TPT tersebut nyaris longsor ke jurang. Bahkan saat diamati kondisi fisik TPT tanpa tulang besi (jangkar) untuk penahan material semen dan batu.
Kondisi proyek Inpres yang dikerjakan PUPR ini belakangan menuai kritik warga yang menduga ada kong kali kong dalam pengerjaannya.
“ Semakin mendekati akhir kontrak, penyimpangan proyek ini diduga dengan kualitas asal – asalan. Kalau begini, kami menduga daya tahannya maksimal setahun, “ ujar warga mengulang.
Proyek jalan sepanjang 4.90 Km ini sudah 3 kali berganti kontraktor dan terakhir dikerjakan PT Trimurti Perkasa.
Penjelasan PT Trimurti Perkasa
Zulmi, staf kepercayaan PT Trimurti Perkasa yang dikonfirmasi via selular, awalnya mengelak disebutkan TPT tanpa pembesian ( tulang besi ). Setelah ditegaskan soal temuan di lapangan, penjelasannya kemudian diperbaiki dengan menyebut pengerjaan TPT ada 2 tipe.
“ TPT yang memakai tulang dan tidak. Kondisi alam yang ada menjadi syarat penggunaan tulang itu, “ ujarnya memberi penjelasan.
Terkait temuan awak media dengan TPT yang sudah patah sebelum peresmian, Zulmi awalnya meragukan. Terutama soal posisi bangunan. Padahal konfirmasi lokasi bersumber dari Kades Mardinding dan Kades Suka Maju.
Belakangan dijelaskannya patahnya TPT akibat galian PT Telkom. Galian kabel tidak dirapikan dan tidak dipadatkan. Akibatnya tergerus tanah di bahu jalan ditambah curah hujan yang tinggi dengan medan jalan sangat terjal.
Sudah kita atasi dengan mengecor bahu jalan dan segera diperbaiki pasangan batunya, kata Zulmi sambil mengatakan posisi TPT temuan media berada di jurang bambu berkisar 700 meter dari lokasi yang dimaksudkan.
Sementara itu, dokumentasi foto pengerjaan PT Telkom bertanggal 26 Desember 2023 menunjukkan tidak ada TPT yang rusak. Bahkan galian dan kabel tampak berada di posisi berbeda meski bersisian.(JB)


