Sebelum Dirusak, Masjid Ahmadiyah Kendal Didatangi Lurah Melarang Pembangunan

Sebelum Dirusak, Masjid Ahmadiyah Kendal Didatangi Lurah Melarang Pembangunan
Bagikan

MetroRakyat.com   I  JAKARTA — Sebelum dirusak massa tak dikenal, Senin (23/5/2016) dini hari, Masjid Ahmadiyah di Kelurahan Purworejo, Kecamatan Ringin Arum, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, didatangi lurah dan camat setempat.

Ta’zis, Ketua Jemaah Masjid Ahmadiyah itu, mengatakan, sang lurah dan camat datang ke masjid pada Rabu (18/5/2016) sekitar pukul 08.30 WIB.

“Dengan Pak Camat, kami sepakat bahwa kami (pengurus masjid) akan dipertemukan dengan Pak Bupati Kendal untuk menyelesaikan apa persoalan di masjid kami ini,” ujar Ta’zis ketika dihubungi wartawan, Senin pagi.

Persoalan yang dimaksud yakni keberadaan masjid yang ditolak oleh sebagian penduduk setempat.

Masjid tersebut telah mengantongi sertifikat dan izin mendirikan bangunan (IMB) sejak awal dibangun pada 2003.

Setelah selesai berbincang dengan camat, Ta’zis keluar dari masjid. Ia mendapati lurah didampingi seorang tentara dan dua polisi sedang berada di bangunan depan masjid yang tengah dalam penyelesaian pembangunan.

Selain itu, dia melihat pekerja bangunan masjid tidak melakukan pekerjaannya.

“Saya tanya ke tukang, kenapa kok berhenti bekerja? Kata si tukang, dia disuruh berhenti sama Pak Lurah. Lalu saya hampiri Pak Lurah buat nanya, kenapa tukang bangunannya disuruh berhenti. Pak Lurah cuma jawab, ‘Biar istirahat dulu’,” ujar Ta’zis.

Padahal, bangunan itu sudah hampir jadi. Meski dindingnya masih berupa batu bata yang belum diplester, pekerja tinggal memasang atap bangunan saja.

Ta’zis kemudian berdebat bahwa pendirian masjid itu sudah sesuai prosedur. IMB dan sertifikat sudah dimiliki. Jumlah jemaah masjid pun banyak, mencapai 100 orang.

Namun, sang lurah tetap bersikukuh agar pembangunannya harus dihentikan. Karena idak menemukan titik temu, perbincangan itu usai.

Ta’zis berinisiatif untuk mengganti tukang bangunan lain. Pembangunan masjid yang sudah berdiri sejak tahun 2003 itu pun dilanjutkan kembali pada Sabtu dan Minggu, 21-22 Mei 2016.

Dirusak

Pada Minggu malam, Ta’zis mendapat kabar bahwa ada pertemuan antara perangkat pemerintah setempat dengan sejumlah warga di balai desa. Mereka bertemu membahas Masjid Ahmadiyah itu.

“Tiba-tiba jam 01.30 WIB, saya ditelepon salah satu jemaah saya. Dia memberi tahu masjid itu sudah porak poranda dirusak orang, masjid sudah roboh, gitu bilangnya,” ujar Ta’zis.

Karena cuaca pada malam kejadian hujan deras disertai petir, Ta’zis mengurungkan niatnya untuk pergi mengecek masjid. Ia baru datang dan melihat sendiri pada Senin subuh.

“Ternyata benar, sudah amburadul, rusak parah, remuk pokoknya. Itu harus renovasi total. Kerugiannya enggak tahu saya berapa, Rp 200 juta mungkin lebih,” ujar dia.

Tak ada korban jiwa atas peristiwa itu. Pihak pengurus masjid telah melaporkannya secara lisan kepada Kepala Polsek Gemuh, I Wayah Suprapto. Rencananya, pihak pengurus akan membuat laporan resmi sembari menghimpun saksi-saksi. (Aga/Komp).

Redaksi Metro Rakyat

PT. Metro Rakyat Kreasi - Situs Berita Portal online - Berita Mendidik, Aktual & Inovatif.