Pada Anak, Tumor Langka Ini Bisa Terlihat Seperti Gejala Hiperaktif
MetroRakyat.com I JAKARTA — Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) umumnya merupakan bawaan sejak lahir dan berdiri sendiri, bukan gejala dari gangguan lainnya. Akan tetapi dalam kasus-kasus tertentu, hal ini benar-benar terjadi.
Hal ini diungkap sebuah riset yang baru saja dipublikasikan dalam jurnal Hormone and Metabolic Research. Dikatakan bahwa anak dengan tumor ‘pheochromocytoma’ dan ‘paraganglioma’ mempunyai gejala yang mirip ADHD atau hiperaktif.
Peneliti menemukannya setelah mengamati 43 anak yang didiagnosis mengidap kedua tumor pada kelenjar adrenal tersebut.
Ternyata 9 dari 43 anak (21 persen) sebelumnya didiagnosis dengan ADHD sebelum dokter akhirnya menemukan tumor mereka. Padahal bila dibandingkan dengan peluang terjadinya ADHD pada anak bukan karena tumor sebenarnya tak lebih dari 7,2 persen.
Fakta ini diperkuat ketika akhirnya tumor-tumor itu diangkat, 3 dari 9 anak tadi tak lagi memperlihatkan gejala hiperaktif.
“Gejala kecemasan dan susah konsentrasi yang diperlihatkan pasien nampaknya ada kaitannya dengan tumor itu. Hanya saja keduanya tidak pernah dikenali sebagai gejala tumor ini,” ungkap peneliti seperti dilaporkan Livescience.
Peneliti menambahkan tekanan darah tinggi pada anak merupakan gejala yang umum ditemukan pada pasien kedua tumor. Kebetulan peneliti juga menemukannya pada 4 dari 9 anak yang didiagnosis dengan ADHD lainnya.
Peneliti kemudian sampai pada kesimpulan jika tekanan darah tinggi yang disertai dengan gejala ADHD bisa dijadikan warning atau peringatan yang menandakan adanya kedua tumor.
Sekilas info, berdasarkan National Cancer Institute, ‘pheochromocytoma’ adalah tumor yang terbentuk di dalam kelenjar adrenal, sedangkan ‘paragangliomas’ terbentuk di luarnya.
Kendati demikian, tumor-tumor ini tergolong amat langka. ‘Pheochromocytoma’ diperkirakan hanya terjadi pada 1 dari 500.000 orang, sedangkan ‘paraganglioma’ lebih jarang lagi sebab diperkirakan terjadi pada 1 dari sejuta orang saja.
Pada dasarnya tumor-tumor itu dapat melepaskan senyawa bernama ‘catecholamines’ yang rupanya bisa merangsang otak dan sumsum tulang belakang. “Ada kemungkinan itulah yang membuat gejala tumor pada pasien justru memburuk ketika mereka diberi obat ADHD,” pungkas peneliti. (Imron Situmorang/Dtc).