Modus Minta Antar, Kereta Anak SMA Leong
MetroRakyat.com I MEDAN – Ilham (16) warga Mabar, Medan Deli, dan Guntur (16) warga Tembung, terpaksa mendatangi Polresta Medan. Pasalnya, sepeda motor Mio hitam BK 3981 AFH milik Ilham dilarikan oleh 2 orang tak dikenal saat berada di Jalan Mahoni, Medan Timur. Informasi yang dihimpun kru koran ini, kejadian tersebut terjadi ketika korban dan Guntur sedang nongkrong di sebuah warung yang terletak di Jalan Mahoni, Medan Timur.
Tiba-tiba, 2 pria tinggi kurus mendatangi mereka dan meminta tolong kepada Guntur untuk mengantarkannya ke tempat yang tak jauh dari warung tersebut karena hendak menjumpai temannya. Karena dekat, Guntur pun menuruti permintaan tersebut. Namun, karena sepeda motor miliknya tak bisa bonceng 3, kedua pria tersebut meminjam sepeda motor milik Ilham.
Ketika sudah mengantarkannya, para pelaku mengaku tidak ada bertemu dengan temannya. Lalu, mereka meminta kepada Guntur untuk mengantarkan mereka ke daerah Helvetia. Saat tiba di daerah Sukadono, Helvetia, salah satu pelaku menyuruh Guntur untuk membeli obat ke sebuah warung. Namun, belum lagi membeli obat, kedua pelaku langsung melarikan sepeda motor tersebut.
Guntur (korban) mengatakan, ia tak habis pikir dengan kejadian yang dialaminya. Ia merasa seperti orang yang terkena hipnotis. “Aku menurut aja dari tadi bang, disuruh antar ke sana kemari,” ungkapnya, Rabu (18/5) sore. Guntur mengatakan, ia terpaksa menghubungi keluarganya untuk menjemput dirinya yang ditinggal sendirian oleh para pelaku. “Aku telpon abangku bang untuk menjemputku,” ujarnya.
Sementara itu, Ilham mengatakan, ia tak berani menolak permintaan tersebut lantaran si pelaku membujuk dan memohon kepadanya. “Si pelaku memohon samaku bang, katanya antar bentar aja, rupanya cuma modus aja,” ungkapnya, kemarin (18/5) sore. Ilham mengatakan, akibat kejadian tersebut, ia terpaksa harus menaiki angkutan kota (angkot) untuk menjalani aktifitasnya. “Kereta itu ku pakai untuk pergi ke sekolah bang, mau gak mau naik angkot lah bang,” ujarnya.
Sementara itu, menurut salah seorang petugas SPKT Polresta Medan yang enggan namanya dikorankan, membenarkan tentang adanya laporan tersebut. “Itu lagi cek TKP bang,” ujarnya singkat. (jpnn/aga).