Gereja Sumber Sari Mencekam Dua Kubu Jemaat Saling Pukul

Gereja Sumber Sari Mencekam Dua Kubu Jemaat Saling Pukul
Bagikan

MetroRakyat.com | PEKANBARU – Ratusan personil Polresta Pekanbaru dan anggota TNI langsung berjaga di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Huria Sumber Sari yang terletak di Jalan Rokan RT 1 RW 6 Kecamatan Lima Puluh, Minggu (15/5) pagi. Para jemaat gereja yang terbagi dalam dua kubu, terlibat saling pukul hingga beberapa orang mengalami luka-luka dan memar di bagian tubuhnya. Pantauan di lokasi kejadian, ratusan jemaat yang terbagi dalam dua kelompok tersebut berada di halaman Gereja. Sementara itu para petugas kepolisian, baik yang berpakaian preman dan juga dinas tetap berjaga-berjaga, agar bentrokan susulan tidak kembali terulang. Salah seorang jemaat bernama Jeksen (34) saat ditemui di lokasi mengatakan, bentrokan kedua kubu tersebut bermula saat para jemaat tengah berkumpul di luar gereja. Kedua kubu yang saling ejek tidak dapat menahan emosi, hingga akhirnya terjadilah bentrokan. “Kami lagi menunggu di luar ingin beribadah bang. Saat saya berdiri di belakang tangga, tiba-tiba sudah ribut. Saya langsung melarikan diri, soalnya beberapa orang telah membawa kayu,” ungkap Jeksen.

Kasat Reskrim Kompol Bimo Arianto SIK yang berada di lokasi kejadian mengatakan, bentrokan kedua kubu tersebut berawal dari pengurusan pendeta gereja yang saling tidak terima.

“Kedua kubu jemaat Pendeta Kana Silitonga MDiv dan Pendeta Eva Sinaga STh sama-sama tidak ingin mengalah untuk ingin beribadah. Mereka saling menuding jika sama-sama masih memiliki hak untuk beribadah di gereja tersebut,” ujar Kasat Reskrim.

Hingga kemarin, pihak kepolisian dan TNI masih berjaga-jaga di lokasi kejadian. Beberapa kayu yang diduga dijadikan senjata telah diamankan petugas, sedangkan beberapa korban penganiayaan langsung melapor ke Polresta Pekanbaru. “Kita masih mengumpulkan bukti, beberapa nama provokator yang dianggap pemancing keributan telah kita kantongi,” tutup Kasat.

Tak lama setelah itu, Kapolres Pekanbaru AKBP Tony Hermawan SIK melakukan mediasi dengan kedua para jemaat. Sejak saat itu, situasi pun mulai normal. Namun begitu, polisi tetap berjaga di sana sebagai langkah antisipasi. “Kita meminta kepada kedua belah pihak agar tidak terjadi pertikaian kembali, jika berani akan kita proses secara hukum provakotornya,” tegas Kapolresta.  Setelah itu, Pendeta Keipas Purba yang beberapa minggu kemarin telah diminta agar tidak memimpin terlebih dulu ibadah, langsung dibawa keluar dari gereja dengan dikawal ketat anggota kepolisian. Baru saja keluar pintu, ratusan jemaat yang berada di luar halaman langsung menyoraki sang pendeta. Malah tidak sedikit para jemaat meneriaki sang pendeta dengan kata-kata hinaan. Kabag Ops Polresta Pekanbaru Kompol M Sembiring mengatakan, pihaknya meminta kepada kedua belah pihak agar tidak melaksanakan ibadah sebelum adanya keputusan dari gereja pusat.“Beberapa hari ini kita meminta kedua kelompok jemaat agar tidak beribadah dulu, jika nanti ada keputusan dari pihak pusat, barulah kita persilahkan,” tutup Kabag Ops. (JPNN)

Redaksi Metro Rakyat

PT. Metro Rakyat Kreasi - Situs Berita Portal online - Berita Mendidik, Aktual & Inovatif.