Demonstrasi di Universitas Cenderawasih, 12 Mahasiswa Diamankan

Demonstrasi di Universitas Cenderawasih, 12 Mahasiswa Diamankan

MetroRakyat.com  I  JAYAPURA – Dinilai mengganggu jalannya perkuliahan, 12 mahasiswa diamankan polisi saat melakukan demonstrasi di Gapura Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen), Abepura, Jayapura, Papua.

Kepala Bagian Operasi Polres Kota Jayapura Kompol YS Kadang mengatakan, penangkapan para mahasiswa tersebut menindaklanjuti permintaan Lembaga Uncen untuk memberikan keamanan terhadap aktivitas perkuliahan di sana.

“Sejak kemarin kami menerima perintah dari atasan bahwa Lembaga Uncen minta kita mengamankan kampus. Jadi, atensi itu termasuk tindakan tegas yang kita lakukan saat ini. Mereka kita bawa ke polres untuk dimintai keterangan,” ujarnya, Jumat (27/5/2016).

Sementara Rektor Universitas Cenderawasih, Onesimus Sahuleka, sebelumnya mengatakan permintaan pengamanan jalannya perkuliahan di Uncen merupakan komitmen dan keputusan bersama oleh seluruh dosen, staf, dan pegawai Uncen menyusul terjadi gejolak di Uncen hingga membuat perkuliahan serta agenda kampus batal dilaksanakan, termasuk mengancam jalannya seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN).

“Kampus Uncen harus diamankan, saya katakan lagi harus diamankan, karena kita tahu beberapa waktu ini ada mahasiswa yang melakukan kemalangan kampus, dan ini sangat mengganggu perkuliahan, dan agenda yang penting untuk kita juga terganggu,” ujarnya.

Tidak hanya mengganggu perkuliahan, Rektor meminta penanganan petugas kepolisian terkait jalannya SBMPTN. “Ujian SBMPTN sudah dekat, ini agenda nasional, artinya keamanan di sini juga akan mengamanakan soal-soal ujian itu sendiri yang sudah ada di Kampus Uncen, dan pelaksanaanya nanti,” ungkapnya.

Sebelumnya, terhitung Senin hingga Kamis lalu sekelompok mahasiswa Uncen menggelar demonstrasi di lingkungan kampus. Para mahasiswa menuntut perpanjangan pendaftaran SBMPTN yang telah terprogram oleh Kemenristekdikti.

Mereka juga meminta adanya kuota penerimaan mahasiswa dengan sistem 80:20, yakni 80 persen adalah putra asli Papua dan 20 persen non-Papua.

Dalam aksinya, mahasiswa melakukan pemblokadean kampus dengan cara menutup pagar masuk kampus. Hal ini yang kemudian membuat ratusan mahasiswa tidak dapat melakukan perkuliahan dengan baik, termasuk aktivitas Lembaga Uncen. (Peter/okz).

Redaksi Metro Rakyat

PT. Metro Rakyat Kreasi - Situs Berita Portal online - Berita Mendidik, Aktual & Inovatif.