Wali Kota Resmikan Gereja Katolik Stasi ST Paulus Pasar Baru
MetroRakyat.com | MEDAN – Wali Kota Medan, DRS H T Dzulmi Eldin S MSi meresmikan Gereja Katolik Stasi Santo Paulus Pasar Baru di Jalan Pasar Baru, Kelurahan Titi Rante, Kecamatan Medan Baru, Sabtu (16/4). Diharapkan gereja ini nantinya menjadi sumber dari kajian agama Nasrani, sebagai tempat melakukan peribadatan, serta tempat membina umat Kristiani, khususnya generasi muda.
Peresmian gereja ini turut dihadiri Bupati Pakpak Barat, Drs Remigo Yolanda Brutu MM, Ketua DPRD Medan, HenryJhon Hutagalung, anggota DPRD Medan, Drs Maruli Tarigan, Uskup Agung Medan, Monsinyur Anicetus B Sinaga, Kapolsek Medan Baru, Kompol Ronni Bonic, serta Lurah Titi Rante, Bona Manuel Tarigan serta seluruh jemaat gereja.
Dihadapan seluruh jemaat dan undangan yang hadir, Eldin menyampaikan apresiasi dan memberikan dukungan dalam pengembangan gereja ini, sebagai bagian dari terwujudnya kerukunan umat beragama di Kota Medan. Selain itu kehadiran gereja ini menandakan Kota Medan memiliki tingkat kereligiusan yang tinggi.
“Hal ini sesuai dengan visi Kota Medan yakni menjadi kota masa depan yang multikultural, berdaya saing, humanis, sejahtera dan religius. Saya juga berharap gereja ini nantinya akans elalu terbuka terhadap generasi muda dan melakukan pembinaan karakter agar generasi muda Kota Medan, khususnya yang beragama Kristiani tumbuh dalam pilar keimanan yang kokoh dan terhindar dari perbuatan tercela seperti narkoba,” kata Wali Kota.
Eldin mengingatkan, peredaran narkoba saat ini sudah dalam tahap mengkhawatirkan, korbannya pun sudah dari segala lapisan usia. Untuk itu mantan Wakil Wali Kota dan Sekda Kota Medan ini, mengajak seluruh jemaat yang hadir untuk menjaga dan melindungi diri serta keluarganya dari bahaya narkoba.
Kemudian Eldin pun berharap kepada seluruh pastor agar selalu memberikan pencerahan kepada para jemaatnya, terutama generasi muda dalam setiap kotbah agar mereka terproteksi sehingga menjauhi narkoba. “Narkoba adalah musuh, marilah kita jauhi dan hindari,” pesannya seraya mengajak seluruh jemaat untuk selalu berkontribusi aktif dalam pembangunan.
Pembangunan gereja ini memakan waktu 4 tahun, awalnya biaya yang digunakan Rp.1,3 miliar. Namun ketika proses pembangunan berjalan, biaya yang dibutuhkan meningkat menjadi Rp.2,4 miliar. Peningaktan biaya ini terjadi karena panitia pembangunan terus melakukan renovasi agar gereja semakin lebih baik lagi.
Di peresmian gereja tersebut, Uskup Agung Medan menyerahkan jam tangan yang dipakainya untuk dilelang guna menambah biaya pembangunan gereja. Setelah lelang dilakukan, jam tangan itu dihargai Rp.6 juta. Setelah itu giliran Bupati Pakpak Barat mendatangi satu persatu jemaat dengan membawa keranjang sumbangan agar rela menyisihkan uang untuk membantu kekurangan biaya pembangunan gereja.(red)