Dampak “Ngelem” dan Kaitannya dengan Kecanduan Heroin Pada Anak-Anak
MetroRakyat.com – “Ngelem” terkenal di kalangan anak-anak dan remaja yang sering berada di jalan, atau anak jalanan, biasanya karena faktor ekonomi keluarga di bawah kemiskinan atau kenakalan remaja semata. Dan kasus anak-anak jalanan ini biasanya terdapat di negara-negara miskin atau berkembang. Awalnya, ngelem terkenal karena anak-anak jalanan tersebut mencoba-coba mengendus lem dari mainan model pesawat atau mainan rakitan lainnya, kemudian mereka menemukan bahwa ngelem atau mengendus aroma lem dapat memberi efek euforia dan kegembiraan. Dan efek perasaan seperti itulah yang mereka inginkan untuk melupakan masa kanak-kanak mereka yang kurang bahagia. Demikian disampaikan salah seorang Praktisi Anak dan Kesehatan dr. Joshua Siahaan kepada awak media saat ditanyai seputar maraknya anak-anak di kota Medan ngelem.
Joshua menjelaskan popularitas lem juga memicu zat lain yang dapat dihirup menjadi terkenal, seperti bensin, cairan pengoreksi tulisan pena, cat, bahan bakar pemantik api, cairan pembersih lantai atau toilet, hairspray (pengeras rambut) dan jenis gas erosol lainnya. Uap atau aroma yang biasa dihirup dari zat-zat di atas didapatkan dengan cara menumpahkan cairan zat tersebut ke permukaan sebuah kain lap, kertas atau kantung plastik, menghirup dengan cara memanaskan larutan zat di atas sebuah panci untuk meningkatkan penguapan dengan cepat. Penyemprotan secara langsung ke bagian belakang mulut juga biasa digunakan anak-anak itu.
Efek samping yang dialami ketika ngelem biasanya adalah, rasa pusing, kehilangan keseimbangan tubuh, pergeseran otot, pengucapan kata-kata yang tidak jelas, kemunduran secara mental, halusinasi dan akhirnya, rasa kantuk yang dapat membawa si korban kepada kondisi koma dan gagal pernapasan. Ketika anak-anak itu sedang berada di bawah pengaruh dampak ngelem, mereka akan tidak sadarkan diri dan kematian pun dapat terjadi saat mereka melakukan hal-hal yang mustahil, seperti terbang atau lompat dari gedung-gedung tinggi atau berenang di air yang dalam, ujar dokter yang kesehariannya berdinas di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan ini.
Kematian mendadak yang disebabkan oleh gagal jantung dapat terjadi jika si korban mengerahkan tenaga yang berlebihan setelah ngelem. Jika si korban menggunakan metode menghirup dari kantung plastik, dia bisa mati lemas. Lebih jauh lagi, ngelem dapat memicu keinginan si anak untuk mencoba hal “baru” yang menurut mereka lebih menantang, seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau Narkoba, seperti heroin. Perlu diperhatikan, zat yang terbuat dari tanaman opium dan diklasifikasi sebagai obat penghilang rasa sakit (pain-killers) yang disebut narkotika ini memiliki efek euforia atau perasaan ‘high’ atau sangat berbahagia, terutama heroin yang disuntikkan, efek ini biasanya diikuti oleh rasa kantuk, mual, kram perut dan muntah-muntah.
Bila si pengguna sudah kecanduan, dia akan terus menagih heroin hingga over-dosis dan ini berisiko kematian! Risiko lainnya adalah tertular infeksi virus mematikan seperti HIV / AIDS, hepatitis B atau C dan bakteri endokarditis (peradangan pada dinding jantung). Ini dapat terjadi bila si pengguna berbagi jarum suntik dengan orang lain yang mungkin sudah terinfeksi virus dan bakteri di atas.
Penanganan diarahkan kepada pemberhentian kegiatan menghirup zat-zat terlarang tersebut. Sangat sulit untuk mendeteksi adanya kecanduan ngelem pada seorang anak, kecuali tercium bau lem pada tubuh atau pakaian si anak, atau terdapat tanda-tanda bahwa si anak sedang mabuk atau tidak sadarkan diri.
Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter atau psikiater anak bila anak Anda telah menyalah gunakan lem atau zat-zat lainnya. Anak remaja yang sudah mulai kecanduan ngelem membutuhkan dukungan secara psikologis dan sejumlah usaha harus dilakukan demi menemukan alasan di balik kecanduan mereka, juga untuk menjelaskan seberapa serius kondisi mereka, tandasnya akhiri paparannya kepada Metro Rakyat.Com. (Peter/Immanuel/Imron).