Anak Nazir Masjid Dianiaya Oknum Sat Samapta Polrestabes Medan

Anak Nazir Masjid Dianiaya Oknum Sat Samapta Polrestabes Medan
Ket gambar : Abdul Rasyid Ridho ( Korban saat diwawancarai di rumahnya).metrorakyat.com/suriyanto
Bagikan

METRORAKYAT.COM, MEDAN – Nasib malang menimpa Abdul Rasyid Ridho (21), seorang anak Nazir Masjid Syhuhada bernama Ustadz Sholeh di Jalan Cempaka Raya, Komplek Pemda Medan.

Informasi yang diterima awak media kejadian bermula saat korban melintas di Jalan Ngumban Surbakti, persisnya di bawah fly over Jamin Ginting ia bersama 2 orang rekannya bernama Danu dan Idam yang merupakan watga pasar 2 Jalan Jamin Ginting dicegat oleh sejumlah Polisi dari Satuan Samapta Polrestabes Medan diduga berinisial KS dan CS berpangkat Bripda lantaran dituding sebagai genk motor. Kamis (16/11/2023) sekira pukul 23:30 WIB.

Usai dicegat ketiganya pun diamankan dan dibawa ke markas Samapta Polda Sumatera Utara di Jalan Jamin Ginting.

” Awalnya gini bang, aku kan lagi ribut ma abang kandungku lantaran dia ada hutang ma kawanku, kawan ku ini nagihnya ma aku, malu lah aku, trus ku telpon lah Abang aku, trus disuruhnya aku datang tapi dengan nada marah dan maki-maki, dibilang nya mau dipermalukannya aku, palak lah aku. Ku datangi lah Abang ku ini ma si Danu dan Idam, karena Abang aku bilang mau mukuli aku juga makanya aku bawa kawan. Itulah pas lewat dibawah fly over Jamin Ginting, kami dicegat ma Samapta yang naek mobil cabin warna hitam ada tulisan Presisi . Diperiksa kami dituduh gemot, disitu aku memang bawa pisau untuk jaga-jaga, rupanya kawan ku juga bawa Sajam juga,” ucap Rasyid saat diwawancarai di rumahnya.  Jumat (17/11/2023) sekira pukul 10:00 WIB.

Karena temuan sajam itulah dia dan temannya langsung dibawa ke markas Samapta Polda Sumut, dan diperiksa disana.

” Emang aku akui, aku bawa Sajam tapi kami bukan gemot (geng motor), aku narek grab. Kami dites urine, kawanku Danu dan Idam positif, sementara aku negatif, tapi pas diperiksa kepala bagian belakang ku dipukuli dengan Tongkat T sama orang itu, kaki ku diinjak sepatu PDL dipaksa ngaku. Karena aku test urine negatif, akhirnya aku dilepaskan. Pulang aku ke rumah dengan kondisi sempoyongan karena pusing akibat kepala ku dipukuli pakai tongkat T ,” ucap Korban.

Sementara itu ibu kandung Rasyid bernama Siti Mariam Siregar (48) mengaku sedih dan sangat menyayangkan sikap Polisi yang arogan.

” Sampai dirumah si Rasyid langsung pingsan, pas sadar barulah dia cerita katanya kepalanya dipukuli Polisi pakai tongkat, aku kompres lah kepalanya pakai air dingin, barulah dia agak enakan, kakinya bengkak karena diinjak sepatu. Memang anak aku salah bawa senjata tajam, cuma janganlah main pukul, kepala pula itu. Mungkin efeknya ngk sekarang, takutnya beberapa hari baru terasa. Makanya nanti klo pulang suami saya mau buat laporan kami, nggak terima anak aku dipukuli kayak gini, ” beber Ibu korban.

Sementara itu,, Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Hadi Wahyudi saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp mengaku akan mengecek kejadian ini.

” Makasih infonya, akan kami cek informasinya,” pungkas Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Hadi Wahyudi. (MR/Suriyanto )

Redaksi Metro Rakyat

PT. Metro Rakyat Kreasi - Situs Berita Portal online - Berita Mendidik, Aktual & Inovatif.