BI, Pertahankan BI7DRR 3,50 Persen

METRORAKYAT.COM, JAKARTA – Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) telah menetapkan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen dari suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen serta suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.
Keputusan tersebut seiring dengan adannya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tingginya tekanan eksternal terkait ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, serta percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara maju maupun negara berkembang.
Demikian disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo saat membacakan hasil RDG Bulanan Bulan Mei tahun 2022 secara live streaming, Selasa (24/05/2022), Jakarta.
Pada kesempatan itu juga, Perry Warjiyo menyampaikan bahwa Bank Indonesia yang senantiasa mencermati arah perkembangan inflasi guna menempuh langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terkendalinya inflasi sesuai sasaran yang ditetapkan 3,0 ±1 persen pada tahun 2022 ini dan 2023. Atas hal itu, perlu koordinasi bersama Pemerintah (Pusat dan Daerah) melalui Tim Pengendali Inflasi (TPIP dan TPID) terus diperkuat.
“Untuk menjaga stabilitas makroekonomi untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal terus ditingkatkan, termasuk komitmen Bank Indonesia dalam pembelian SBN sebesar Rp224 triliun sebagai pembiayaan kesehatan serta kemanusiaan dalam APBN 2022.
Disisi lain jua, perlu koordinasi di bawah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) serta koordinasi bilateral antara Bank Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus diperkuat dalam menjaga stabilitas sistem keuangan,” tutur Perry Warjiyo.
Selanjutnya perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut ditopang oleh menguatnya permintaan domestik juga tetap memperkuat ekspor.
“Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2022 tetap kuat, yakni 5,01% (yoy), melanjutkan momentum pemulihan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,02 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi bangunan, dan tetap terjaganya kinerja ekspor seiring adannya peningkatan mobilitas masyarakat maupun permintaan mitra dagang utama yang semakin berkembang.
Pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh kinerja positif mayoritas lapangan usaha seperti Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Transportasi serta Pergudangan,” ucapnya.
Secara spasial bilang Perry Warjiyo lagi, pertumbuhan ekonomi yang positif terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Jawa, Sumatera, Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), dan Kalimantan.
Pada triwulan II 2022, berbagai indikator dini menunjukkan aktivitas perekonomian yang terus membaik, seperti tercermin pada pertumbuhan positif penjualan eceran, ekspansi Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur, serta realisasi ekspor juga impor yang tetap tinggi, yang didukung oleh meningkatnya mobilitas dan pembiayaan dari perbankan.
“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3 persen”, sebutnya. (MR/156).