Bantuan 2 Kapal Wisata, Bentuk Intervensi Negara Dalam Persaingan Usaha Pariwisata Di Labuan Bajo

Bantuan 2 Kapal Wisata, Bentuk Intervensi Negara Dalam Persaingan Usaha Pariwisata Di Labuan Bajo
Bagikan

METRO RAKYAT.COM, LABUAN BAJO  – Praktisi Pariwisata, Rafael Todowela, Brand Super Premium telah menjadi ajang Persaingan ekonomi dan bisnis antara Perusahaan BUMN/ND Versus Badan Usaha Swasta/UKM/Koperasi semakin tidak terbendung di labuan bajo. Sabtu, (19/03/2022).

Saat diwawancarai media ini, Rafael Todowela menyampaikan bahwa, Kehadiran 2 Kapal Wisata Bottom Glass hibah dari kementrian perhubungan laut kepada Pemprov NTT merupakan suatu upaya intervensi negara didalam persaingan usaha pariwisata di labuan bajo.

Dengan kata lain Perusahaan Negara tengah bersaing dengan pelaku usaha Lokal dan Swasta. Mulai dari mobil Damri yang melakukan antar jemput tamu di bandara komodo, kapal wisata putri komodo dan dua kapal wisata Hibah pempus kemarin menanmbah deretan aset kapal dan mobil negara yang siap bersaing dengan Swasta di labuan bajo,”Jelas Rafael

Lanjutnya, Pengusaha swasta seperti koperasi/UMKM /Kapal kayu siap guling tikar karena harus bersaing dengan kapal negara yang bersubsidi tinggi. Tentu saja UKM/Koperasi, kapal open dek, kapal kayu standar, akan kalah bersaing dalam perhelatan pasar bebas tersebut.

Lalu Permodalan tinggi yg bersumber dari BUMN berupa Bank BNI, BPD dan bank lainnya akan menambah deretan keterisolasian pengusaha lokal. Ditambah dengan deretan Toko besar seperti mini mart, alfa mart dan toko-toko sembako lain yang berseleweran dilabuan bajo, sehingga labuan bajo persis tidak memiliki nilai-nilai ekonomi yang berbasis pancasila dan kearifan lokal.

“Kondisi seperti ini adalah suatu ironi didalam pembangunan pariwisata super premium.Pariwisata ini untuk siapa? Negara sebagai pemilik modal atau rakyat sebagai pemilik kedaulatan ekonomi?”

Harapannya bahwa Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi dapat mengatur pariwisata ini dengan bijaksana agar tidak ada masarakat yg dikorbankan dlm geliat wisata super premium tersebut.

Wacana mempekerjaan 10 ribu orang oleh BOPLF bukan merupakan point utama dan menjadi isu utama karena pekerja sama dengan budak bagi investor. Masyarakat ingin menjadi raja ditanahnya sendiri, sebagai pengusaha, menjadi interpreneur bukan sebagai budak/pekerja,” Tutup Rafael Todowela Praktisi Pariwisata Labuan Bajo. (MR/Eras Tengajo)

Redaksi Metro Rakyat

PT. Metro Rakyat Kreasi - Situs Berita Portal online - Berita Mendidik, Aktual & Inovatif.