Berkas Dua Tersangka Penembakan Marsal Kembali Diteliti Jaksa

Berkas Dua Tersangka Penembakan Marsal Kembali Diteliti Jaksa
Bagikan

METRORAKYAT.COM, MEDAN – Kejatisu kembali menerima dua berkas tersangka penembakan terhadap Mara Salem Harahap atau Marsal dengan tersangka YFP dan S yang merupakan warga sipil. Dimana sebelumnya sempat dikembalikan untuk disertai petunjuk, dan saat ini telah tengah diteliti oleh tim jaksa.

“Jadi saat ini kedua berkas tersangka tengah kita teliti kembali,” ucap Asisten Pidana Umum Kejatisu Sugeng Riyanta kepada wartawan Senin (13/09/21), melalui pesan whatsapp.

Dikatakannya S merupakan pemilik tempat hiburan dan YFP merupakan karyawan yang bekerja ditempat tersebut.

Lanjutnya lagi Kejatisu telah menunjuk tiga jaksa untuk menangani perkara penembakan terhadap Mara Salem Harahap atau Marsal, seorang wartawan yang juga pemilik media online lassernewstoday.

Dimana saat kejadian korban hendak pulang ke rumahnya di kawasan Huta VII, Nagori Karang Anyar, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, pada 18 Juni 2021 lalu.

Sebelumnya, dalam keterangan persnya di Mapolres Pematang Siantar pada 24 Juni 2021 lalu, Kapolda Sumut Irjen Polisi RZ Panca Putra Simanjuntak bersama Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Hassanudin menetapkan tiga orang tersangka kasus pembunuhan Marsal Harahap.

Adapun ketiga tersangka masing-masing berinisial YFP (31) dan S (57) warga Kota Pematangsiantar, dan AS, seorang oknum anggota TNI selaku eksekutor penembakan.

Kapolda Sumut mengungkapkan, perkara ini berawal saat tersangka S sakit hati atas pemberitaan di media korban terkait peredaran narkoba di tempat hiburan malam miliknya dan menyuruh orang untuk memberikan pelajaran.

Namun, tembakan di paha kiri bagian atas tubuh korban ternyata mengenai pembuluh arteri yang menyebabkan terjadinya pendarahan hebat, sehingga korban kehabisan darah dan akhirnya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Korban diduga memberitakan tempat usaha tersangka S, karena tidak memenuhi permintaan jatah sebesar Rp12 juta per bulan atau dua butir pil ekstasi per hari yang harganya diperkirakan Rp200.000 per butir.

Dalam kasus ini, kepolisian menyita barang bukti satu pucuk pistol dengan enam butir peluru aktif yang sempat ditanam salah seorang tersangka di areal pemakaman untuk menghilangkan barang bukti, satu senjata air sofgun, mobil korban dan satu unit sepeda motor, dan parang. Dari uji balistik peluru yang mengenai paha kiri korban cocok dengan proyektil yang ditemukan polisi serta pistol yang digunakan menembak korban.

Menurut Kapolda, pengungkapan kasus tersebut berkat kerjasama Polda dan Kodam Bukit Barisan setelah penyidik melakukan pemeriksaan terhadap 57 orang saksi mata dan petunjuk lainnya. Para tersangka dijerat Pasal 340 sub 338 yo 55 dan 56 KUHP dengan ancaman hukuman seumur hidup atau hukuman mati.(MR/red)

 

Redaksi Metro Rakyat

PT. Metro Rakyat Kreasi - Situs Berita Portal online - Berita Mendidik, Aktual & Inovatif.