Vaksin Dorong Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi

Vaksin Dorong Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
Bagikan

METRORAKYAT.COM, MEDAN – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sumatera Utara (Sumut), Soekowardojo menjelaskan, bahwa berdasarkan pantauan tiga bulan terakhir inflasi di Sumut mengalami peningkatan secara signifikan.

“Selama Juni, inflasi berada dikisaran 0,29 persen (mtm), naik dari periode sebelumnya 0,03 persen (mtm),” sebut Soekowardojo di acara Bincang Bareng Media (BBM) melalui Virtual zoom, Rabu (25/8/2021).

Pada posisi inflasi menurut dia, terbilang tinggi jika dibanding secara nasional sebesar 0,08 persen (mtm), atau Sumatera 0,15% (mtm).

Namun inflasi saat itu membaiknya kondisi perokonomian di Sumut setelah dilakukan vaksinasi massal.
Kenaikan tekanan inflasi paparnya, sejalan atas membaiknya kondisi perekonomian didukung percepatan program vaksinasi oleh pemerintah.

Dijelaskan Soekowardojo lagi, program vaksinasi telah mendorong normalisasi aktivitas perekonomi. Hal itu terlihat proyek pemerintah yang sempat tertunda kembali berjalan dan berlanjutnya proyek PSN serta infrastruktur daerah. Bahkan diiringi dengan bertambahnya ekonomi global menguat serta kinerja ekspor komoditi yang naik.

Diakuinya, untuk tingkat capaian vaksinasi Sumut masih di bawah nasional. Karena itu diperlukan sinergi dengan berbagai pihak guna mendorong percepatan proses vaksinasi hingga dapat mencapai tingkat herd imunity 70 persen.

Pelaksanaan vaksin massal di berbagai lokasi di Sumut katanya, tetap berkolaborasi dengan Forkopimda merupakan upaya yang ditempuh  Pemerintah untuk mengejar percepatan target vaksinasi.

Sementara data Sakernas Badan Pusat Statistik (BPS) diperoleh estimasi tenaga kerja yang rentan terdampak di 4 sektor utama (PBE, Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum, Transportasi dan Industri Pengolahan) sebanyak 182 ribu orang.

Tenaga kerja (TK) yang terdampak tersebut, lanjutnya akan menjadi tanggungan program Jaring Pengaman Sosial Daerah (Bansos Provinsi).

Ditambahkan dia, akibat dampak PPKM terhadap tenaga lerja di Sumut sebanyak 449 ribu. Dan pengangguran di 3 sektor first round (PBE, Penyediaan Akmamin, Transportasi) sebanyak 146.349 orang semakin bertambah.

Selain itu juga sektor industri pengolahan second round sebanyak 35.915 orang.

Sedangkan lapangan usaha,  pertanian masih menjadi sektor dengan jumlah tenaga terbanyak, diikuti dengan industri pengolahan.

Kemudian pertumbuhan ekonomi Sumut tahun  2020 mengalami kontraksi yang cukup dalam -1,07 persen (yoy).
“Dengan adanya rebound ekonomi yang terjadi pada triwulan II-2021, diproyeksi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2021 akan terus terakselerasi,” paparnya.

Meskipun perkembangan kasus positif Covid-19 serta penerapan kebijakan PPKM Level 4 diprakirakan akan menahan laju permintaan domestik, namun upaya akselerasi vaksinasi diproyeksi menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.

Soekowardojo optimis pada 2021, ekonomi Sumut akan terakselerasi dengan potensi baik sejalan pelaksanaan kebijakan PPKM Level 4.

Pembatasan kegiatan yang diterapkan sejak 3 Juli 2021 di sejumlah daerah berjalan efektif, tercermin dari mobilitas masyarakat yang tertahan.

Namun hasil SK dan Survei Pedagang Eceran (SPE) menunjukkan PPKM turut berpotensi memperlambat akselerasi pertumbuhan utamanya konsumsi rumah tangga.

Pelaku usaha dari hasil Liaison mengonfirmasi adanya penurunan permintaan domestik dan harga jual memasuki triwulan III 2021.

Di sisi lain terdapat angin segar dari eksternal, di mana kinerja ekspor terus menguat, ditopang apresiasi harga komoditas dan perbaikan PMI mitra dagang.

Sebagai akselerasi ekonomi Sumut tahun 2021 juga ditopang dengan naiknya beberapa sektor  pertanian (21,82 persen pangsa terhadap PDRB), produksi perkebunan mengalami peningkatan. (MR/156).

Redaksi Metro Rakyat

PT. Metro Rakyat Kreasi - Situs Berita Portal online - Berita Mendidik, Aktual & Inovatif.