Ide memberi gelar pahlawan nasional bagi Soeharto menjadi kontroversi.

Ide memberi gelar pahlawan nasional bagi Soeharto menjadi kontroversi.
Bagikan

MetroRakyat.com  I  JAKARTA  — Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Masinton Pasaribu, mengkritik usul pemberian gelar pahlawan nasional untuk mantan Presiden Soeharto. Alasannya, sejak mendirikan rezim Orde Baru, Soeharto sudah memberikan dampak yang tidak positif.

“Kelahiran Orde Baru mendatangkan banyak trauma, diciptakan ketakutan-ketakutan, pembantaian-pembantaian karena perbedaan sikap politik,” kata Masinton dalam diskusi di salah satu televisi swasta, Selasa, 24 Mei 2016.

Menurut Masinton, proses kelahiran Orde Baru itu sebagai sebuah sistem yang menciptakan ketakutan, kesenjangan, ketidakadilan, dan menciptakan kemanunggalan segala aspek.

“Yang berbeda dituduh pemberontak, suara dibungkam, dipenjara,” lanjut dia.

Anggota Komisi III DPR itu menilai Soeharto juga melahirkan sebuah sistem yang sangat kolutif, koruptif dan nepotis, atau KKN. Apa yang dibangun Orde Baru adalah kesemena-menaan, ketidakadilan.

“Yang berbeda pasti dibungkam, dipenjara, dari pusat hingga ke daerah, ke desa-desa. Perbedaan tidak diakomodir di masa Orde Baru,” kata Masinton lagi.

Masinton lantas membandingkan masa Orde Baru dengan era Presiden Soekarno. Menurut dia, pada zaman Soekarno, demokrasi masih ada, dengan dialog yang dialektis.

“Beda dengan Orde Baru, ABG, ABRI, Birokrat dan Golkar. Sangat berbeda situasi pada era sebelumnya dengan era Orde Baru,” tutur Masinton. (Imron/viva).

Redaksi Metro Rakyat

PT. Metro Rakyat Kreasi - Situs Berita Portal online - Berita Mendidik, Aktual & Inovatif.