Pentingnya Kesehatan Sejak Dini, Pemkab Sergai Genjot Penurunan Stunting Pada Anak

Pentingnya Kesehatan Sejak Dini, Pemkab Sergai Genjot Penurunan Stunting Pada Anak
Keterangan Foto: Bupati Sergai H.Darma Wijaya Terima Penghargaan (metrorakyat.com)
Bagikan

Advetorial

METRORAKYAT.COM, SERGAI – Kesehatan merupakan hal yang paling utama diperhatikan dalam kehidupan kita sehari – hari, baik itu kesehatan tubuh seperti asupan gizi maupun lingkungan tempat kita berada.

Keterangan Foto: Ketua TP. PKK Kab Sergai Ny. H. Rosmaida Darma Wijaya mendapat penghargaan

Dan ini bukan saja menjadi tanggung jawabnya pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab kita bersama, karena demi untuk kepentingan bersama.

Untuk itu kita harus terus menjaga kesehatan tubuh. Selain keluarga, harta, yang paling berharga adalah kesehatan. Oleh karena itu sangat pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari berbagai macam penyakit.

Keterangan Foto: Kepala Dinas P2KBP3A Kabupen Sergai Dr. Helminur Iskandar Sinaga

Tetap jalani pola hidup sehat dengan asupan nutrisi yang seimbang seperti makanan bergizi yang sejak kecil kita kenal yaitu 4 sehat 5 sempurna.

Dengan mengkonsumsi daging, susu, telur, atau ikan untuk sumber protein, dan karbohidrat dari nasi, kentang atau roti gandum untuk memberikan energi pada tubuh.

Keterangan Foto: Dinas Kesehatan Sergai mendapat piagam penghargaan program Lina Bunting

Dan ditambah lagi dengan mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung serat prebiotik, vitamin, mineral serta berbagai antioksidan.

Selain itu tidak lupa juga dengan rutin berolahraga agar tubuh tetap aktif, sehat, ideal, dan bugar. Olahraga juga dapat mencegah berbagai macam penyakit dan mengurangi stres.

Keterangan Foto: Pemkab Sergai melaksanakan Rembuk Stunting

Berolahraga tidak perlu yang berat, cukup dengan luangkan waktu setiap harinya selama 20 sampai 30 menit untuk menggerakkan tubuh, bisa dengan berjalan kaki atau pilih jenis olahraga lainnya.

Membuat tubuh sehat bukan itu saja, akan tetapi tubuh juga memerlukan cairan yang cukup dengan perbanyak minum air putih. Karena dengan cukupnya air dalam tubuh, fungsi organ akan bekerja secara maksimal.

Keterangan Foto: Bupati dan Wakil Bupati Sergai menghadiri kegiatan zoomiting pencegahan stunting

Kita ketahui bahwa tubuh juga memerlukan istirahat yang cukup, seperti tetap mengatur waktu tidur atau istirahat dengan baik. Karena kebutuhan tidur untuk orang dewasa minimal 8 jam setiap hari, jadi tetap jaga dan kelola waktu tidur dengan teratur.

Dengan menjaga kesehatan diri dan lingkungan, kita juga ikut serta mewujudkan Indonesia sehat. Akan tetapi guna mewujudkan itu semua, setiap permasalahan kesehatan yang dihadapi harus dapat diatasi secara bersama.

Salah satunya permasalahan stunting bagi balita dan disaat dalam kandungan. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dan infeksi secara berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standard.

Menurut informasinya permasalahan stunting ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di berbagai negara. Penyakit yang terjadi di suatu wilayah (prevalensi) stunting (balita kerdil) di Indonesia, berdasarkan data Asian Development Bank, sebesar 31,8 persen.

Sehingga dengan jumlah tersebut, Indonesia berada pada urutan ke – 10 di wilayah Asia Tenggara. Kemudian pada tahun 2022, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, angka stunting Indonesia berhasil turun menjadi 21,6 persen.

Sesuai dalam sambutan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta Penurunan Stunting saat di Auditorium BKKBN Halim Perdanakusuma Jakarta pada tanggal 25 Januari 2023 menyampaikan, bahwa dampak stunting bukan urusan tinggi badan saja, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar serta munculnya penyakit – penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak.

Jadi mengingat pentingnya permasalahan tersebut, perlu ditangani secara bersama baik itu pemerintah, stakeholder, instansi terkait, masyarakat serta yang utama orang tua, dengan harapan target persentase stunting di Indonesia pada tahun 2024 dapat turun.

Untuk mewujudkan pencapaian tersebut, salah satunya Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Pemkab Sergai), Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melaksanakan rembuk stunting dengan serius mengupayakan solusi terbaik turunkan prevalensi stunting tahun 2024.

Sesuai dengan ketetapan World Health Organization (WHO), batasan prevalensi stunting di suatu wilayah adalah sebesar 20 persen. Sedangkan secara nasional berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting menurun dari 21,6 persen di tahun 2022 dan menjadi 21,5 persen pada tahun 2023.

Dengan upaya kerja sama dan komitmen seluruh pihak sehingga di Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat ini mengalami penurunan prevalensi stunting yang sebelumnya 21,1 persen pada tahun 2022, dan pada tahun 2023 turun menjadi 14,4 persen.

Ini menunjukkan bahwa Bupati Sergai H. darma Wijaya dan Wakil Bupati Sergai H. Adlin Tambunan bersama seluruh pihak sangat serius dalam pencegahan dan penanganan permasalahan stunting di Kabupaten Sergai.

Pemkab Sergai juga mengimplementasikan beberapa program diantaranya yaitu Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), program pembinaan pranikah, pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri, pemberian ASI ekslusif dan banyak program lainnya.

Pada tahun 2023, Dinas Kesehatan Kabupaten Sergai melakukan Program Penelitian Penanganan Balita Stunting (Lina Bunting). Dan program tersebut mendapat harapan II dalam lomba Inovasi Daerah Kabupaten Sergai, tepatnya pada Peringatan HUT RI ke – 78.

Penghargaan itu diberikan langsung oleh Dandim 0204/DS atau yang mewakili, kepada dr. Tetty Grace selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sergai.

Namun begitu, Pemkab Sergai juga mempunya target yang harus dicapai untuk prevalensi stunting pada tahun 2030 yaitu zero stunting, sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDGS), yaitu 0 persen prevalensi stunting di negara Indonesia.

Kalau tidak salah seperti yang dikutip pada pelaksanaan rembuk stunting di Kantor Bupati Sergai Sei Rampah pada tanggal 20 Mei 2024, Bupati Sergai H. Darma Wijaya menyampaikan bahwa percepatan penurunan stunting pada balita adalah program prioritas pemerintah sebagaimana termaksud dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024, dengan target nasional pada tahun 2024 prevalensi stunting turun hingga 14 persen dan kalau bisa menjadi 11 persen.

Dalam target itu sangat diperlukannya melakukan sinkronisasi program kegiatan lintas perangkat daerah dan desa yang dapat mendukung keberhasilan program penanganan stunting di Kabupaten Sergai agar negara Indonesia mencapai 0 persen stunting.

Oleh karena itu diperlukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) baik kabupaten, kecamatan dan desa agar menyukseskan pelaksanaan kegiatan intervensi serentak pencegahan stunting melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi dan intervensi bagi seluruh ibu hamil, balita, dan calon pengantin secara berkelanjutan.

Keterangan Foto: Ketua TP. PKK Kab Sergai Ny. Hj. Rosmaida Darma Wijaya saat memberikan vitamin pada balita

Dengan begitu stunting di Kabupaten Sergai dapat dicegah dan diturunkan secara bersama – sama mengambil peran baik pemerintah daerah, masyarakat dan pihak lainnya dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Sergai.

Dalam rangka penyelesaian masalah stunting, Pemerintah Pusat dan Daerah menerapkan aksi konvergensi intervensi, yang terdiri dari beberapa tahapan, antara lain identifikasi sebaran stunting, menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi, melaksanakan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota, dan memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi.

Keterangan Foto: Berhasil tekan angka stunting di Kabupaten Sergai, Ketua TP.PKK Sergai, Ny.Hj.Rosmaida Darma Wijaya menggendong balita sehat

Selanjutnya memastikan tersedia dan berfungsinya kader yang membantu pemerintah desa dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa, serta meningkatkan sistem pengelolaan data stunting.

Kemudian melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan publikasi angka stunting, serta melakukan review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir.

Selain itu diperlukan juga program – program edukasi tentang pola makan seimbang dan asupan gizi yang cukup pada anak – anak dan ibu hamil serta edukasi terkait pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Menurut data yang dihimpun dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Sergai, bahwa jumlah anak penderita stunting hingga bulan Agustus 2023 berkisar 639 orang.

Dari jumlah itu sudah mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2022 yang lalu sebanyak 140 orang, yang awalnya berjumlah 779 orang.

Kepala Dinas P2KBP3A Dr. Helminur Iskandar Sinaga, Mkes, MHKes, CPHM menjelaskan bahwa penanganan stunting ini berdasarkan Perpres No.72 Tahun 2021, yang diprioritaskan pelaksanaannya hingga tahun 2024.

Untuk mengatasi masalah stunting, di Kabupaten Sergai telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting yang diketuai oleh Wakil Bupati Sergai H. Adlin Umar Yusri Tambunan, sekretariatnya berada di Kantor Dinas P2KBP3A Kabupaten Sergai.

Berbagai program telah digalakkan Pemkab Sergai untuk mengatasi masalah stunting, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diwajibkan membuat program untuk mengatasi dan menurunkan stunting.

Pada tahun 2023 angka stunting di Kabupaten Sergai turun menjadi 14 persen, dan pada tahun 2024 Kabupaten Sergai memiliki target penurunan angka stunting dapat menjadi 11 persen.

Dengan berhasilnya Kabupaten Sergai melakukan penurunan angka stunting pada tahun 2023, Kabupaten Sergai mencapai urutan ke 8 terendah dari 33 kabupaten/kota Provinsi Sumatra Utara. (MR/AS)

Metro Rakyat News