Sorong Selatan Tidak Masuk Sebagai Daerah Penyumbang Inflasi di Tahun 2022

Sorong Selatan Tidak Masuk Sebagai Daerah Penyumbang Inflasi di Tahun 2022
Bagikan

METRORAKYAT.COM, SORONG SELATAN – Kabupaten Sorong Selatan tidak masuk sebagai daerah penyumbang inflasi di tahun 2022, sehingga Sorong Selatan berdasarkan data dari BPS berada di 05%.

Pernyataan tersebut disampaikan kepala Bidang perdagangan Kabupaten Sorong Selatan kepada Media ini Kamis, (02/02/2023).

Yupiter Tugarfai mengungkapkan bahwa langkah yang kita sebagai Dinas teknis lakukan terkait dengan penanganan inflasi di tahun 2022 bahkan akan kita lanjutkan ke tahun 2023 itu ada 6 langkah yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat dalam PMK 143 itu langkah pertama itu melaksanakan operasi pasar murah, melaksanakan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang, kerjasama dengan Daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan, gerakan menanam, menerima/merealisasikan bantuan tidak tetap, dan dukungan transportasi dari APBD.

Dimaksud juga yaitu pemantauan harga rapat teknis tpid dan menjaga pasukan barang jadi dari enam langkah dan kemudian ditambah dengan tiga langkah lainnya yang sudah kami terapkan atau laksanakan di daerah ini di Kabupaten Sorong Selatan ini untuk penanganan inflasi yaitu kita melaksanakan sidak ke pasar dan distributor yang ada.

“Kabupaten Sorong Selatan ini ada dua pasar yaitu pasar kajase dan pasar Ampera yang kemudian kita sidaak ke sub agen atau distributor barang yang ada di Kabupaten ini terkait dengan barang yang ada di agen atau pengecer supaya barang ini tidak boleh disimpan ketika harga barang naik atau kekurangan barang di pasar sehingga mereka akan naikkan jadi kami telah melaksanakan sidak untuk menurunkan barang-barang 9 bahan pokok yang ada,”sebutnya.

Dari hasil pantauan itu kami melihat bahwa barang-barang cukup tersedia tetapi juga ada barang yang kekurangan mungkin ada beberapa komoditi atau sembako yang mengalami kenaikan jadi waktu itu jadi menjelang juga dengan hari raya Natal itu jadi saat kita melakukan sidak ke distributor atau agen jadi saat itu ada beberapa bareng saja yang naik yaitu rica cabe rawit cabe yang kecil yang tadinya 70.000 per kilo naik sampai rp100.000 itu terjadi pada hari Natal menjelang tahun baru dan harga itu tetap tidak mengalami penurunan tetapi harganya sampai sekarang bahkan di Januari ini harganya masih 100.000/kilo.

Mengapa karena rice ini kita tidak masuk dari luar daerah ini rica lokal yang dipilih pengecer atau penjual dengan harga yang mahal sehingga mereka jual di pasar secara per kilo atau meter itu mahal harganya/kilo.

Pemerintah lagi berupaya untuk melakukan kerjasama dengan Daerah penghasil rica untuk melakukan distributor rica ke Papua Barat Daya khususnya yang ada di Kabupaten Sorong Selatan kemudian ada beberapa item barang juga seperti telur ayam, bawang merah, bawang putih, daging ayam, juga beras premium, dan minyak goreng ini ketiga Desember untuk menjelang hari raya itu ada kenaikan tapi kenaikan juga tidak terlalu signifikan atau kenaikan tidak terlalu tinggi sehingga masih bisa terjangkau untuk masyarakat membeli dan stoknya waktu itu juga cukup sat hari raya itu bisa mereka mendapat barang-barang tersebut jadi tidak terjadi kelangkaan atau kekosongan di Kabupaten Sorong Selatan.

Kita laksanakan setiap hari sampai dengan saat ini kita terus memantau harga di lapangan dan semua harga yang kita memantau kita melaporkan ke Mendagri melalui inspektorat Daerah di setiap hari kita ngecek di lapangan ada harga barang yang naik dari harga sebelumnya dan harga sesudah ini terus kita memberikan laporankan kemudian kita menjaga pasokan barang yang ada kita jaga sehingga barang yang datang tetap ada, tidak ada barang yang kurang atau kosong di kabupaten ini kita terus menjaga sehingga konsumen atau masyarakat yang menggunakan tetap ada tidak kelangkaan.

“Jadi ada beberapa kegiatan yang sudah kita laksanakan sedangkan yang pasar murah kemudian gerakan menanam dan menyelesaikan PTT ini kita belum laksanakan karena keuangan daerah yang kita butuhkan tidak mencukupi, Kita akan melanjutkan ke tahun 2023 namun menunggu petunjuk pimpinan,”ujar Yupiter

“Hasil evaluasi kita Tahun 2022 hingga 2023 emang yang memicu sehingga terjadinya kenaikan ini pertama adalah BBM namun kita di Sorong Selatan sesuai data BPS kita tidak termasuk dalam daerah penyumbang inflasi di tahun 2022 dan Angka Inflasi kita mengalami kenaikan namun tetap berada di bawah 0
0,5%,” tegas Yupiter.(MR/DEWA).

Redaksi Metro Rakyat

PT. Metro Rakyat Kreasi - Situs Berita Portal online - Berita Mendidik, Aktual & Inovatif.