Marak Bom Terumbu Karang Diperairan TNK , HNKMB Sebut Kepala BTNK Tidak Becus Dalam Pengawasan
METRORAKYAT.COM, MABAR,NTT – Himpunan Nelayan Kabupaten Manggarai Barat (HNKMB) menduga Terumbu karang banyak yang hancur akibat pengeboman liar oleh orang yang tidak bertanggung jawab di wilayah Taman Nasional Komodo (TNK) Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hal tersebut, dikemukakan oleh salah seorang perwakilan Nelayan Kepulauan di Manggarai Barat, saat dikonfirmasi Pada Sabtu (16/07/2022), menyebutkan bahwa sebagian besar terumbu karang di wilayah Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) saat ini telah rusak parah.
“Kami ini hanya nelayan biasa saja kerjanya hanya menyelam panah ikan saja dan kami melihat situasi terumbu karang di bawah dasar laut telah banyak yang hancur pak ini sangat memprihatinkan sekali terumbu karang kita ini,” ujar perwakilan nelayan Mabar tersebut kepada Wartawan Pada (16/07/2022).
Lanjut, terkait situasi tersebut para nelayan, juga pernah beberapa kali menginformasikan kepada pihak Taman Nasional Komodo secara berulang kali disaat setiap masuk melapor di Pos Penjagaan namun menilai dan melihat tidak ada tindakan yang dilakukan oleh pihak BTNK.
“Kami biasa kalau setiap datang diwajibkan melapor di Pos sebelum kami beraktifitas dan itu kami tetap ikuti aturan dan kami juga biasa mereka himbau bahwa kalau ada yang aneh aneh di laut di info ya kepada kami tapi setelah kami informasikan kepada mereka ya tidak ada juga tindakan kami lihat begitu-begitu terus,” katanya.
“Dan kami juga heran ada apa ya pihak TNK tidak turun cek langsung ke lokasi saat kami informasikan itu?,” imbuhnya.
Nelayan Mabar, selama ini juga sering melihat ada banyak masuk kapal kapal dari luar Daerah Manggarai Barat, yang notabene berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), dan dari Daerah Sulawesi berkeliaran sudah sering lalu lalang beroperasi selama beberapa tahun ini.
“Kami sering lihat pak ada kapal dari Nusa Tenggara Barat dan juga dari Sulawesi masuk di wilayah kita terutama mereka operasi di belakang Pulau Komodo biasanya mereka menggunakan kompresor dan menggunakan bahan peledak (Bom)”
“Bahkan saking beraninya mereka itu beroperasi di lokasi kami biasanya operasi menyelam juga. Kami nanti tiba-tiba kaget mendengar suara ledakan bom di samping kami sehingga kami merasa terganggu sekali kami tidak aman mencari selama ini sebenarnya kami takut sekali pak,” jelasnya.
Nelayan Mabar, lebih lanjut menjelaskan, bahwa kapal kapal yang kuat diduga pengebom ikan tersebut masuk di wilayah Taman Nasional Komodo beraktifitas mulai sore hari hingga malam hari.
“Mereka biasanya masuk di belakang Pulau Komodo mulai sekitar jam 3 sore hari dan jika mereka merasa aman ya langsung operasi dan pada jam 6 hingga jam 7 malam mereka langsung kembali ke tempat mereka pangkalan tadi yaitu di Pulau Gilibanta dan ada juga yang langsung bawa hasil ikanya ke Sape (NTB) dan begitu terus permainan mereka selama ini,” ungkap Nelayan Mabar.
“Jenis ikan yang mereka dapat biasanya ikan kambule dan ekor kuning dan jumlah hasil mereka mulai puluhan hingga ratusan boq sekali masuk setiap kapal kesini,” ungkapnya lagi.
Himpunan Nelayan Mabar, menilai dan menyimpulkan bahwa, selama beberapa tahun ini pengawasan di Taman Nasional Komodo (TNK), di bawah kepemimpinan Lukita Awang sebagai Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), tidak becus dan tidak bisa mengurus secara profesional.
“Jadi dengan kejadian penangkapan pemain bom yang sudah sering terjadi berulang ulang dan tidak ada hentinya kami menilai Lukita Awang tidak bisa mengurus Taman Nasional Komodo (TNK) dengan baik intinya tidak becus,” tegas Himpunan Nelayan Mabar.
“Publik sendiri melihat bahwa tahun sebelumnya hingga tahun kemarin kita dengar ada yang sudah ditangkap para pemain bom ini dan saat ini masih lagi bereaksi bahkan pencurian terumbu karang makin marak terjadi saat ini tanpa kita sadari dan tidak bisa di atasi oleh pihak BTNK ada apa ya?,” tambahnya.
Himpunan Nelayan Mabar, berdasarkan situasi saat ini yang dinilai yang sudah lama terjadi dan tidak bisa teratasi berharap, agar Lukita Awang sebagai Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) setuju dicopot dari jabatannya.
“Demi mengingat dan menyelamatkan daerah pariwisata kita ke depan kami Himpunan Nelayan Mabar setuju jika Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) di copot dari jabatanya itu intinya,” tutupnya.
Menurut hasil Investigasi Tim Media di lapangan, selama ini benar kuat dan marak terjadi pengeboman dan pencurian terumbu karang di Wilayah Balai Taman Nasional Komodo (BTNK).
Dan data lain, terkait kapal wisata yang karam pada Jumat (29/10/2021) yang lalu yang tepatnya di Pulau Si’aba di dalam wilayah Taman Nasional Komodo Yang mengkaibatkan 400 meter persegi terumbu karang telah rusak dan insiden ini sudah pernah dilaporkan kepada Lukita Awang, Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) saat itu dan ternyata sejak kejadian kapal wisata tersebut karam, hingga sampai saat ini bangkai kapal tersebut belum diangkat oleh pihak Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), sehingga kerusakan terumbu karang di lokasi kapal tersebut makin bertambah meluas hingga saat ini. (MR/Eras Tengajo)