Nilai Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia Tertinggi
METRORAKYAT.COM, DELISERDANG – Sumatra Utara melakukan pengiriman komoditas pertanian ke 107 negara dan menjadikannya sebagai provinsi dengan pasar terluas dalam program Gebyar Ekspor 2021.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi pada kesempatannya berbicara secara virtual dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit setelah pelepasan ekspor dalam kegiatan Gebyar Ekspor 2021, di Pelabuhan Belawan, Jumat (31/12/2021)
“Sumatra Utara menjadi nomor yang pertama ekspor pertanian di Gebyar Ekspor tahun ini,” ungkap Gubsu.
Dalam program Gebyar Ekspor 2021, jelasnya, Sumut melakukan pengiriman komoditas pertanian dengan volume total sebanyak 102,9 ton senilai Rp2,2 triliun. Sumut cukup signifikan menyumbang total nilai ekspor dalam program ini yang jumlahnya sebesar Rp14,4 triliun.
Adapun komoditas ekspor dari Sumut yang menonjol adalah Palm Oil sebanyak 188,8 ton senilai Rp5,9 miliar dengan tujuan China. Kemudian Kultur Jaringan Lilium, sp sebanyak 1,197 ribu batang senilai Rp2 miliar ke Belanda dan komoditas kopi sebanyak 19,2 ton senilai Rp1,7 miliar ke Amerika Serikat.
Secara keseluruhan, pengiriman komoditas pertanian dari Sumut menyasar 107 dan total 124 negara tujuan dalam Gebyar Ekspor 2021. Banyaknya negara tujuan tersebut menjadikan Sumut sebagai provinsi dengan pasar terluas dalam Gebyar Ekspor 2021.
Pada kesempatan itu Gubsu juga mengatakan, sepanjang tahun ini provinsinya mengekspor komoditas pertanian dan produk turunannya senilai total Rp26,7 triliun. Nilai ekspor tersebut ditopang pengiriman komoditas pertanian oleh 15 daerah dari 33 kabupaten dan kota di Sumut.
Meski masih di bawah tekanan ekonomi akibat pandemi, nilai ekspor tahun ini tetap mengalami peningkatan dari tahun lalu yang hanya sekitar Rp21 triliun.
Kepala Karantina Pertanian Medan Lenny Hartati Harahap mengungkapkan, secara umum pengiriman sampel komoditas ekspor cukup banyak dilakukan sepanjang tahun ini.
“Termasuk sampel manggis, ulat, vanili, andaliman, daun kelor, lipan dan sebagainya,” ujar dia.
Komoditas atau produk-produk ekspor tersebut ternyata tidak mengalami hambatan berarti dalam memenuhi persyaratan atau standarisasi yang diterapkan negara tujuan. Karena itu sebagian di antara jenis-jenis komoditas tersebut sudah bisa memulai debut ekspornya pada Januari dan Februari 2022 dengan tujuan China, Turki dan Mesir.
Menurut dia, pengiriman sampel merupakan tahapan krusial dalam kegiatan ekspor komoditas pertanian. Pengiriman sampel sangat menentukan bagi dimulainya ekspor dan keberlanjutan ke depan.
Karena itu Karantina Pertanian Medan dituntut selalu melaksanakan pemeriksaan semaksimal mungkin. Terlebih, setiap negara tujuan menerapkan persyaratan yang berbeda.
China misalnya, menyaratkan registrasi untuk lahan pertanian atau perkebunan di mana komoditas ditanam. Negeri Tirai Bambu itu juga mewajibkan dilakukannya registrasi terhadap fasilitas atau tempat pengemasan komoditas.
Lenny mengatakan juga bahwa ekspor terbesar yang ikut difasilitasi Karantina Pertanian Medan sepanjang tahun ini adalah produk sarang burung walet. Nilai total pengiriman produk yang memiliki daya tahan hingga tiga tahun itu mencapai lebih dari Rp1 triliun selama 2021.
Angka tersebut membuat pengiriman melalui Karantina Pertanian Medan itu menjadi ekspor sarang walet yang terbesar di Indonesia pada tahun ini. Sejumlah daerah yang menjadi penopang utama ekspor sarang walet dari Sumut adalah Kota Medan, Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Langkat.
Pada 2022 pihaknya akan ikut menginisiasi penyuluhan ekspor terintegrasi bersama dengan bebagai pemangku kewenangan terkait, seperti Bea dan Cukai, otoritas bandara, Angkasa Pura serta TNI dan Polri. Dia optimistis penyuluhan bareng untuk petani dan eksportir ini akan semakin mendorong Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) yang dicanangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sampai dengan 2024.
Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak menegaskan pihaknya akan meningkatkan dukungan pengamanan. (MR/ID)