Penghulu Kampung Tualang Jadi Alumni Covid-19, Begini Ceritanya

METRORAKYAT.COM, RIAU – Pandemi Covid-19 menyisakan kisah bagi sejumlah orang yang pernah merasakannya. Ada yang selamat dan ada yang harus merenggang nyawa. Sekelumit cerita dari Penghulu Kampung Tualang Juprianto, berkisah bahwa Covid-19 adalah virus mematikan. Disamping tidak ada penawar atau obatnya, virus Corona menjadi trending topik dikalangan manapun.
Dengan alasan bahwa Corona bisa menginfeksi siapapun, Juprianto secara pribadi memberitahukan kepada awak media agar senantiasa menjaga kesehatan dan protokol kesehatan.
“Saya anjurkan bagi rekan-rekan awak media sekalian agar menjaga kesehatan dan protokol kesehatan. Awak media banyak berkutat atau bekerja di lapangan, tentunya berhadapan dengan siapapun. Atau paling tidak ikut Vaksin. Saya sendiri sudah terkena Virus Covid-19, awalnya datang dari abang ipar saya. Saat itu terjadi ketika saat menjelang lebaran Idul Fitri tahun ini. Memang saya bisa bertahan dan selamat, namun abang ipar saya wafat akibat Covid-19,” kata Juprianto, Senin (19/7/2021).
Lanjut Juprianto, saat dinyatakan positif terpapar Corona dirinya dan keluarga langsung melakukan isolasi mandiri.
“Ketika menjelang Lebaran, abang ipar saya datang berkunjung dan kami bersama kala itu berbuka puasa. Dari itulah awalnya, saya terpapar dan istri serta anak saya juga. Semuanya kami harus isolasi mandiri, karena hasil swab dan rapid sudah positif Covid,” sambungnya.
Juprianto berkeyakinan, bahwa daya tahan tubuhnya kuat diakibatkan sudah dua kali melakukan Vaksinasi.
“Saya sudah dua kali Vaksinasi, mungkin karena vaksin tersebut saya nggak harus begitu parah hadapi Covidnya. Bisa dibayangkan, saat saya terpapar Covid awalnya saya agak kurang enak badan, indera penciuman saya hambar atau tidak bisa mencium rasa. Saya juga alami diare, tapi nggak sampai demam lah. Setelah itu, semua makanan yang mengandung protein dan vitamin bahkan susu saya konsumsi, walau lidah ini nggak bisa mengecap rasa. Tapi alhamdulillah, saya bisa sehat hingga saat ini jalankan aktifitas sebagai pemerintah,” ungkap Juprianto.
Penghulu juga menceritakan, bagaimana dirinya harus kehilangan abang ipar yang tidak mampu bertahan menghadapi Covid-19.
“Saya bersama keluarga bisa lalui semuanya dengan upaya dan usaha serta berdoa kepada Allah SWT. Tapi, kami juga harus kehilangan sanak saudara kami, yakni abang ipar saya yang pergi untuk selamanya. Memang semua sudah disuratkan demikian, akan tetapi saya mengisahkan hal ini agar kita senantiasa menjaga kesehatan dan patuh dengan protokol kesehatan. Bayangkan jika akibat kita tidak patuh dengan protokol kesehatan, maka akibat diri kita bisa berpotensi menularkan kepada yang lainnya. Janganlah sempat diri kita terinfeksi Virus Corona, boleh kita yakin atau tidak yakin dengan adanya virus tersebut, namun bagi yang kurang yakin paling tidak jangan menjadi biang provokasi,” pungkasnya.(REL/HUM)