BI: Pertumbuhan Ekonomi Sumut Lambat, Akibat Covid-19

BI: Pertumbuhan Ekonomi Sumut Lambat, Akibat Covid-19
Bagikan

METRORAKYAT.COM, MEDAN – Pertumbuhan perekonomian Sumatera Utara (Sumut) melambat akibat wabah virud pandemi corona (Covid-19). Ini sangat berdampak di seluruh aspek kehidupan terutama ekonomi. Bahkan diprediksi Sumut ikut mengalami perlambatan pertumbuhan pada triwulan II tahun 2020.

Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumut (KPw BI) Wiwiek Sisto Widayat menjelaskan, apabila perekonomian Indonesia terkontraksi, maka Sumut juga akan terimbas lebih dalam. 

“Tidak hanya di triwulan II, dampak ini akan meningkat pada triwulan berikutnya seiring dengan pase pemulihan Covid-19,” terangnya pada kuliah Umum Daring yang  diselenggarakan Fakultas Ekonomi Unimed dengan Tema Kebijakan BI menyikapi dampak Covid-19 terhadap perekonomian di Sumut, Selasa (14/4/20).

Sebagai peserta civitas Unimed yakni Rektor Dr Syamsul Gultom SKM MKes, Ketua Senat Unimed Prof Dr Syawal Gultom MPd, dekan Fakultas Ekonomi (FE) dari sejumlah perguruan tinggi di Sumut maupun luar Sumut serta mahasiswa Unimed yang dipandu moderator Dekan FE Unimed Prof Indra Maipita MSi Phd.  

Diterangkan, triwulan II ini semua perusahaan dan korporasi sedang bergerak menggenjot pertumbuhan dan kapasitasnya untuk memenuhi kebutuhan puasa dan lebaran. Namun upaya itu akan memenuhi hambatan dengan kondisi sekarang semua libur, karyawan di PHK atau dirumahkan.

“Sehingga triwulan II, diperkirakan menjadi sesuatu triwulan yang sangat berat bagi Sumut dimana pertumbuhan ekonomi sangat negatif. Ini sudah kami sampaikan kepada Gubsu pekan lalu bagaimana kondisi ekonomi Sumut dampak covid-19 dan apa perlu kita ambil,”  pintanya.

Perlambatan dirasakan di sektor eksternal maupun domestik. Pada triwulan pertama konsumsi rumah tangga tertekan yang terkonfirmasi dari penurunan transaksi nontunai dalam bentuk ATM debet, kartu kredit dan uang elektronik.

“Dari sisi ekternal volume ekspor mulai menurun untuk beberapa Negara mitra dagang seperti Tiongkok, Jepang, AS dan India. Beberapa komoditas  menurun signifikan kecuali karet yang digunakan untuk pembuatan gloves di tengah pandemic Covid-19. Sementara impor yang masih tinggi berupa pakan ternak dan mesin industri,”pungkasnya.

Pada penyediaan akomodasi dan transportasi juga mengalami hal serupa seiiring kunjungan wisman turun sejalan dengan penurunan penumpang angkutan udara internasional dan tingkat hunian kamar. Sementara penupang domestic masih meningkat hingga Februari, kasus pertama covid-19 di Indonesia baru diketahui pada Maret 2020.

Di bulan Maret, lanjutnya, tingkat okupansi hotel anjlok hingga 80 % dari kondisi normal. Minimnya penjualan memaksa pelaku usaha melakukan skema shift kerja dan unpaid leave guna menekan biaya operasional.

“PHRI Parapat mengkonfirmasi penurunan penjualan hotel ada Februari 50 % dan 80 % di bulan Maret. Di Medan tingkat okupansi hotel hanya 30 % dan omzet restoran turun hingga 50 %. Bahkan salah satu hotel bintang 5 di Medan telah merumahkan 75 % karyawan namun dengan status cuti berbayar, sementara tenaga outsourcing sekitar 100 orang diberhentikan,” sebutnya seraya menambahkan aktivitas belanja juga mengalami penurunan seiring dengan terbatasnya aktivitas masyarakat hingga 40-70 %.

Wiwiek menyebutkan Sumut mengalami deflasi Maret 2020 sekitar -0,16 % lebih rendah dari bulan sebelumnya 0,13 % dan lebih rendah dari Sumatera dan nasional. Namun dampak Covid-19 terhadap infkasi diperkirakan masih terbatas. Pasokan cukup baik tercermin dari harga sejumlah komoditas cenderung menurun kecuali gula pasir terkait dengan keterlambatan impor.

“Untuk itu dibutuhkan upaya keras untuk menahan penurunan daya beli masyarakat melalui program jarring pengaman sosial melalui anggaran pemerintah,” ujarnya.

Secara nasional, pemerintah melalui Menteri Keuangan telah membuat dua skenario mild dan severe terhadap kondisi perekonomian kedepan. Pada akhir 2019 lalu, diperkirakan ekonomi Indonesia masih 5,3 % APBN. “Pada bulan Januari 2020 awal Covid, kita masih berani memperkirakan 4,2-4,6 %.

Pada penyediaan akomodasi dan transportasi juga mengalami hal serupa seiiring kunjungan wisman turun sejalan dengan penurunan penumpang angkutan udara internasional dan tingkat hunian kamar. Sementara penupang domestic masih meningkat hingga Februari, padahal kasus pertama covid-19 di Indonesia baru diketahui pada Maret 2020.

Di bulan Maret, lanjutnya, tingkat okupansi hotel anjlok hingga 80 % dari kondisi normal. Minimnya penjualan memaksa pelaku usaha melakukan skema shift kerja dan unpaid leave guna menekan biaya operasional.

“PHRI Parapat mengkonfirmasi penurunan penjualan hotel ada Februari 50 % dan 80 % di bulan Maret. Di Medan tingkat okupansi hotel hanya 30 % dan omzet restoran turun hingga 50 %. Bahkan salah satu hotel bintang 5 di Medan telah merumahkan 75 % karyawan namun dengan status cuti berbayar, sementara tenaga outsourcing sekitar 100 orang diberhentikan,” sebutnya seraya menambahkan aktivitas belanja juga mengalami penurunan seiring dengan terbatasnya aktivitas masyarakat hingga 40-70 %.

Wiwiek menyebutkan Sumatera Utara mengalami deflasi pada bulan Maret 2020 sekitar -0,16 % lebih rendah dari bulan sebelumnya 0,13 % dan lebih rendah dari Sumatera dan nasional. Namun dampak Covid-19 terhadap infkasi diperkirakan masih terbatas. Pasokan cukup baik tercermin dari harga sejumlah komoditas cenderung menurun kecuali gula pasir terkait dengan keterlambatan impor.

“Untuk itu dibutuhkan upaya keras untuk menahan penurunan daya beli masyarakat melalui program jarring pengaman sosial melalui anggaran pemerintah,” ujarnya.

Secara nasional, pemerintah melalui Menteri Keuangan telah membuat dua skenario mild dan severe terhadap kondisi perekonomian kedepan. Pada akhir 2019 lalu, diperkirakan ekonomi Indonesia masih 5,3 % APBN.

Dengan bergeraknya waktu dan kondisi sangat berat, dalam scenario terburuk, Kemenkeu memproyeksikan PDB Indonesia mencapai 0,4 % dengan seluruh komponen melambat. Konsumsi tumbuh di level sangat rendah, investasi tumbuhb negative, ekspor dan impor juga terkontraksi cukup dalam,” katanya menutup. (MR/JP. Rumapea)

Redaksi Metro Rakyat

PT. Metro Rakyat Kreasi - Situs Berita Portal online - Berita Mendidik, Aktual & Inovatif.