Kedalaman Danau Toba Mencapai 1619 Meter Sehingga  KM SINAR BANGUN Belum Ditemukan Keberadaannya

Kedalaman Danau Toba Mencapai 1619 Meter Sehingga  KM SINAR BANGUN Belum Ditemukan Keberadaannya
Bagikan

METRORAKYAT.COM, SAMOSIR – Hingga hari kelima Jumat (22/6/2018) pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam pada Senin (18/6/2018) lalu belum memberikan hasil menggembirakan.

Total korban selamat termasuk nakhoda kapal dan 3 korban meninggal dunia, sebanyak 22 orang. Sebanyak 184 korban lainnya masih dalam pencarian.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat ditemui di tenda darurat TNI mengatakan tim Basarnas sudah menurunkan jangkar untuk menjangkau di mana keberadaan korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba.

“Benar kita menurunkan jangkar untuk bantu pencarian korban. Semua upaya kita lakukan, jangan sampai berhenti usahanya,” kata Soerjanto, Jumat (22/6/2018).

“Penurunan jangkar, ROV, Scan Sonar dan Multibeam Side Scan Sonar kita turunkan untuk bantu menemukan korban dan letak keberadaan kapal,” sambungnya.

Lebih lanjut, Soerjanto menjelaskan bahwa fungsi diturunkannya jangkar guna mencari di mana letak posisi kapal yang tenggelam dan mencari bilamana ada korban yang terangkut, sehingga ditemukan letak koordinat tenggelamnya KM Sinar Bangun.

“Semua usaha terus kita laksanakan, seperti hari ini memperluas pencarian 10-20 kilometer di perairan Danau Toba,” ujarnya.

Kedalaman Danau Toba tak bisa dijangkau alat Scan Sonar dan Multibeam Side Scan Sonar

Sementara itu, info terkini yang didapatkan dari Kepala Basarnas M Syaugi mengatakan bahwa kedalaman kapal yang tenggelam ternyata melebihi 650 meter lebih dari permukaan Danau Toba sehingga tidak bisa terjangkau oleh alat yang telah disediakan.

Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan Medan, Budiawan pencarian Jumat di permukaan Danau Toba sejauh 10-20 kilometer.

”Kenapa itu dilakukan, karena korban-korban yang mungkin timbul dipermukaan akan terhampar ke bibir danau. Sehingga Tim SAR akan mencari hingga bagian kiri dan kanan bibir danau,” kata Budiawan, Jumat (22/6/2018).

Budiawan menjelaskan, bahwa tim yang melakukan penyelaman akan menggunakan alat Scan Sonar dan Multibeam Side Scan Sonar.

Peralatan itu didatangkan langsung dari Disposal Mabes TNI AL di Jakarta, bersama dengan Tim pasukan khusus Detasemen Jalamangkar (Denjaka), Batalyon Intai Amfibi (Taifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska).

“Mereka akan bersama-sama melakukan pencarian di mana titik tenggelamnya KM Sinar Bangun,” ucap Budiawan.

Budiawan menuturkan, bahwa titik pencarian korban KM Sinar Bangun di hari ke-5 berbeda dengan titik koordinat yang dalam pencarian sebelumnya.

Karena Basarnas sudah berkoordinasi dengan Nakhoda KMP Sumut II yang ada di lokasi saat kejadian terjadi.

“Waktu itu KMP Sumut II berdekatan langsung dengan KM Sinar Bangun dan sempat mengevakuasi beberapa korban. Sehingga titik koordinat yang disampaikan Nakhoda berbeda sekitar 2 mil dari titik koordinat kita sebelumnya,” ujar Budiawan.

Kedalaman perairan Danau Toba yang diperkirakan menjadi lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun mencengangkan semua pihak termasuk Basarnas.

Bila kita cari di wikipedia, disebutkan titik terdalam di Danau Toba adalah 505 meter. Namun, fakta ini ternyata tidak benar dan harus direvisi ulang. Bahkan data ini sangat mengejutkan semua pihak.

Dalam video yang diunggah akun Ama Ni Khania Butarbutar, terungkap kedalaman lokasi yang diduga titik KM Sinar Bangun tenggelam mencapai 1.600 meter lebih.

Dalam video itu ditunjukkan monitor GPS yang menunjukkan kedalaman air yang di bawahnya. Monitor menyentuh angka 1.619 meter.

Hingga saat ini pencarian korban masih berlanjut. Total korban selamat termasuk nakhoda kapal dan 3 korban meninggal dunia sebanyak 22 orang. Sedangkan 184 korban lainnya masih dalam pencarian.(MR/BP)

Redaksi Metro Rakyat

PT. Metro Rakyat Kreasi - Situs Berita Portal online - Berita Mendidik, Aktual & Inovatif.