Pembangunan Jalan ke Tanah Karo Seakan “Anak Tiri” ?

- Catatan Drs Jenda Bangun
Longsor yang terjadi di tikungan Tirtanadi, Sembahe, Kabupaten Deliserdang. Selasa (26/11) mengakibatkan korban meninggal dunia 10 orang dan 23 orang terluka.
Sulit rasanya menerima kenyataan ini, apalagi dikaitkan dengan kemajuan teknologi di segala sektor. Pertanyaan intinya adalah, mengapa pembangunan ruas jalan ke kawasan pegunungan Karo ini seakan “anak tiri” dibandingkan ke daerah lainnya ?
Keluar dari Kota Medan maka pengguna jalan akan dimanjakan dengan fasilitas jalan tol. Sementara menuju Berastagi Tanah Karo, boro – boro jalan tol , pelabaran jalan saja terkadang tampak memakai metoda “hit and run”.
Apa nak dikata, pembangunan infrastruktur, termasuk jalan tol, sering kali didasarkan pada analisis kebutuhan ekonomi, demografi dan potensi wilayah.
Ketidakseimbangan pembangunan jalan tol menuju Kabupaten Karo dibandingkan dengan daerah lain seperti Langkat, Asahan, Pematang Siantar, Simalungun, dan Deli Serdang bisa dicari alasannya, dikaitkan analisis dari beberapa sudut pandang.
Potensi Ekonomi
Kabupaten Karo dikenal sebagai daerah dengan potensi agrikultur dan pariwisata, khususnya objek wisata seperti Berastagi dan Danau Toba. Namun, kontribusi ekonominya secara langsung terhadap PDRB Sumatera Utara mungkin lebih kecil dibandingkan daerah dengan aktivitas industri atau pelabuhan besar seperti Deli Serdang (dekat dengan Bandara Kualanamu) atau Asahan (pelabuhan internasional di Kuala Tanjung).
Jalan tol biasanya dirancang untuk mendukung aktivitas ekonomi besar yang dapat meningkatkan mobilitas barang dan jasa. Karo mungkin saja tidak memiliki potensi ekonomi yang cukup besar menurut analisis pemerintah, maka prioritasnya mungkin lebih rendah.
Aksesibilitas dan Kondisi Geografis
Kabupaten Karo memiliki topografi pegunungan yang kompleks, membuat pembangunan jalan tol lebih mahal dan teknis sulit dibandingkan dengan daerah dataran rendah seperti Langkat atau Asahan.
Pembangunan infrastruktur di daerah pegunungan memerlukan kajian geoteknik dan mitigasi risiko bencana seperti longsor, yang mungkin meningkatkan biaya pembangunan secara signifikan.
Prioritas Strategis Nasional
Program pembangunan jalan tol di Indonesia sering kali mengikuti prioritas strategis nasional, seperti mendukung kawasan industri, pelabuhan, atau kawasan strategis tertentu.
Misalnya, ruas jalan tol menuju Danau Toba (lewat Pematang Siantar atau Simalungun) diprioritaskan karena kawasan ini telah ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Jika Karo tidak termasuk dalam kawasan prioritas nasional, maka alokasi anggaran dan sumber daya mungkin tidak diarahkan ke sana.
Penduduk dan Transportasi
Daerah seperti Deli Serdang atau Langkat memiliki jumlah penduduk yang lebih besar dan aktivitas transportasi yang lebih tinggi. Hal ini menciptakan permintaan yang lebih besar untuk konektivitas jalan tol. Sementara itu, populasi Kabupaten Karo lebih kecil dan cenderung terkonsentrasi pada sektor agrikultur dan pariwisata musiman.
Jalan Nasional
Bisa jadi pemerintah lebih fokus pada peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional menuju Kabupaten Karo daripada membangun jalan tol. Jalan nasional yang sudah ada sering dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan transportasi ke wilayah ini tanpa memerlukan tol baru.
Politik dan Sosial
Selain faktor ekonomi dan teknis, pembangunan infrastruktur juga terkadang dipengaruhi oleh dinamika politik dan kepentingan pemangku kepentingan tertentu. Kurangnya lobi atau dorongan politik untuk proyek infrastruktur di Karo bisa menjadi salah satu alasan.
Solusi
Untuk mendorong pembangunan jalan tol atau infrastruktur lain di Kabupaten Karo, Pemerintah daerah perlu meningkatkan lobi kepada pemerintah pusat dengan menunjukkan potensi ekonomi dan pariwisata Karo, khususnya terkait dukungan ke kawasan Danau Toba.
Studi kelayakan (feasibility study) yang lebih komprehensif diperlukan untuk menilai manfaat ekonomi dan sosial pembangunan jalan tol di Karo. Meningkatkan promosi wisata Karo sehingga menarik lebih banyak investor yang dapat mendukung infrastruktur. (* Drs Jenda Bangun, adalah Pemimpin Redaksi Metrorakyat.com)