Warga Padati Rumah Warga Korban Banjir Bandang Sibolangit

MetroRakyat.com | TAPSEL – Melida Sari Chaniago, warga Lingkungan III, Kelurahan Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), juga tercatat sebagai korban banjir bandang Air Terjun Dua Warna di Sibolangit. Di kampung halamannya, Selasa (17/5), terlihat rumah duka sudah dipenuhi warga dan kerabat korban. Para kerabat dengan sabar menunggu kabar dan kepastian kedatangan jenazah Melida Sari Chaniago, putri bungsu dari tiga bersaudara pasangan Nasril Chaniago dan Warni Piliang. “Informasi terakhir, sekitar pukul 15.00 WIB, jenazah sudah dimandikan dan segera diberangkatkan ke Gunung Tua,” kata Lurah Pasar Gunung Tua H Ibrahim Harahap, Selasa (17/5).
Hal senada disampaikan abang kandung korban, Putra. Jenazah adik perempuannya itu sudah ditemukan dan kedua orangtuanya juga sudah berada di Kota Medan untuk menjemput. Informasi dihimpun kontributor MetroRakyat.com dari warga sekitar, Melida Sari Chaniago merupakan anak yang baik, ramah, pandai bergaul dan taat kepada orangtua. Bahkan, saat tinggal di kampung, Melida Sari selalu menghabiskan waktu untuk membantu kedua orangtuanya yang berjualan di Pasar Gunung Tua. “Melida itu anak yang baik dan ramah. Semua orang di sini kaget dan tidak menyangka dengan kejadian yang menimpanya,” kata salah satu warga sekitar yang akrab disapa, Umak Ani. Kata Umak Ani, peristiwa naas yang dialami Melida merupakan musibah dan bencana yang bisa saja terjadi kepada siapapun juga. Ia juga menyampaikan ucapan belasungkawa dan turut berduka yang mendalam atas musibah ini.Melida merupakan alumni dari SMA Negeri 1 Padang Bolak dan lulus pada tahun 2011. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di STIKes Flora Medan. Hingga berita ini diturunkan, para kerabat serta warga lainnya masih menunggu kedatangan jenazah Melida Sari Chaniago dari Medan.
Sempat Eksis di Facebook
Sebelumnya, dalam akun Facebook Melida Sari Caniago merekam kebersamaan mahasiswi STIKES Flora saat bersantap siang di kampusnya. Sebelum dinyatakan tewas dalam tragedi itu, Melida Sari sempat mengunggah video bersama rekan-rekannya.
Namun sayangnya akun Melida Sari Caniago sudah ditutup dan tidak dapat diakses oleh publik. Belum diketahui siapa yang menutup akunnya. Dalam video yang diunggah oleh Melida tampak mereka sangat akrab. Mereka semua mengenakan hijab.Melida kemungkinan yang merekam video itu lalu mengunggahnya ke akun Facebooknya.
“Anak minus kelakuan nya minus semua wkwkwk (smile emotikon). ?#ýgilabkinngakak?#bahgiaitusimpel# Ceritakonyol#” tulis Melida.
Teman-teman Facebooknya tidak lupa memberi komentar terhadap video itu. Seperti yang disampaikan Rizki JuLiani Adevitty.Dia menulis, “Haahahaha… kocaak abis, gila trus kalian ya tem ,karna cuma kegilaannya yg bikin ngakak.”
Tiga Korban Asal Palas
Banjir bandang yang terjadi di Sibolangit menyisakan pilu bagi warga Kabupaten Padang Lawas (Palas). Kejadian yang tak disangka-sangka ini mencatat tiga mahasiswa dan mahasiswi asal Palas yang menjadi korban. Ketiganya; Ahmad Alhakim Lubis, warga Ikpos Padang Luar Sibuhuan. Dwi Ningsih Astuti, warga Sigalapung Panyabungan Hutaraja Tinggi. Terakhir, Rizki Ayu Zahra Nasution, warga yang sama dan masih bersepupu dengan Dwi. Ketiganya dipastikan meninggal dan telah dievakuasi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Pihak keluarga yang mendapat informasi itu langsung berangkat ke Medan, Senin (16/5) malam.
“Betul, ada tiga warga kita yang terkena musibah itu. Dan sudah ditemukan. Saat ini saya juga berada di RS Bhayangkara. Keluarganya sudah kita kasih tahu,” tukas Ketua DPRD Palas Syahwil Nasution yang masih bersaudara dengan salah seorang korban Rizki Ayu Zahra Nasution.
Hingga Selasa (17/5) siang, pihak keluarga korban yang telah sampai ke RS Bhayangkara guna menjemput jenazah, belum diperkenankan membawa jenazah. Sebeb, proses identifikasi dan proses prosedur lainnya yang masih menunggu. “Tapi kemungkinan, sore hari ini baru bisa dibawa pulang,” kata H Syahwil via telepon selulernya. Di rumah duka, masyarakat sekitar sudah bersiap-siap menunggu kedatangan jenazah untuk disegerakan fardhu kifayah. Tenda dan sejumlah kursi serta plank tanda kemalangan pun telah terpasang di rumah duka sejak tadi malam.
Diketahui, Ahmad Alhakim dan Dwi Astuti Ningsih, mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKes) Flora ini merupakan lulusan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sibuhuan tahun 2014. Dwi Astuti Ningsih juga sempat menjadi Santriwati di salah satu Ponpes di Mananti Hutaraja Tinggi. “Iya Alhakim sama si Dwi itu mantan murid kita yang sudah lulus 2014 lalu,” ujar KTU MAN Sibuhuan Hj Wardah. (Fer/Jpnn/Aga).