Puluhan Pendaki Sakit di Puncak Gunung Everest

Dua pendaki lagi dilaporkan tewas, dam dua pendaki India dilaporkan hilang di dekat puncak gunung yang dikenal dengan sebutan ‘zona-kematian.’
Terlepas dari kondisi yang begitu berbahaya, seorang pendaki perempuan tersukses dalam sejarah gunung itu mencapai puncak untuk ketujuh kalinya pada Jumat lalu.
Lhakpa Sherpa, seorang perempuan Nepal yang sekarang menetap di AS dan bekerja di toko serba ada di Connecticut, yang sampai ke puncak dari Tibet pada Jumat lalu. Dia memecahkan rekornya sendiri sebagai perempuan yang paling sering mendaki Everest.
Musim mendaki ini merupakan yang pertama sejak terjadi gempa bumi di Nepal pada tahun lalu yang menewaskan 18 orang di Everest.
Hampir 400 pendaki telah mencapai puncak gunung melalui jalur pendakian di Nepal sejak 11 Mei lalu, karena cuaca yang baik. Para pendaki lain juga sukses mencapai puncak melalui jalur pendakian di wilayah China.
Tetapi kematian dan hilangnya sejumlah pendaki menunjukkan tingginya tingkat bahaya kawasan gunung tertinggi di dunia itu.
Pendaki Belanda Eric Ary Arnold tewas pada Jumat lalu, setelah mencapai puncak, sedangkan pada Sabtu, perempuan Australia berusia 34 tahun Maria Strydom juga meninggal ketika turun dari puncak. Keduanya merupakan korban pertama yang tewas di musim pendakian kali ini.
Pendaki India Paresh Nath dan Goutam Ghosh hilang pada hari Sabtu, menurut Wangchu Sherpa dari biro Trekking Camp Nepal di Kathmandu seperti diberitakan Associated Press.
Kepada BBC, Gyanendra Shrestha, seorang pejabat Nepal di Everest Base Camp, mengatakan bahwa kebutaan akibat silau melihat salju, penyakit ketinggian dan kelelahan hebat, adalah berbagai masalah yang umum diderita para pendaki, meskipun sebagian besar orang pulih ketika turun dari gunung.
Namun, kondisi seperti ini setiap musimnya selalu menelan korban tewas, selain disebabkan kecelakaan atau alasan lain. (Dtc/Imron).